Stok Oksigen Medis di Kaltim Rawan Kurang

Ilustrasi.

newsborneo.id – Peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 dan pasien yang harus menjalani perawatan di Kalimantan Timur terus bertambah. Dalam laporan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak, per 27 Agustus 2021, lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 2.009 kasus.

Selain itu, pasien meninggal positif Covid-19 juga tinggi. Per 27 Agustus 2021 tidak kurang 60 orang meninggal dan dirawat bertambah 802 kasus.

Bertambahnya kasus yang dirawat itu beriringan dengan kebutuhan pasokan oksigen dan alat pendukungnya. Sementara, menurut Ketua Pelaksana Satgas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen di Kaltim yang juga Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Prov Kaltim HM Jauhar Efendi, oksigen di Kaltim masih terjadi defisit.

Jauhar Effendi melaporkan hal itu ketika mengikuti video conference (vicon) Monitoring Pasokan Oksigen yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dari ruang Heart of Borneo (HoB) Kantor Gubernur Kaltim, Selasa 27 Juli 2021 mewakili Gubernur Kaltim.

Menurut Jauhar Efendi, di Kaltim setiap harinya kebutuhan oksigen pada kisaran 12-15 ton. Tetapi untuk rumah sakit semua disuplai oleh PT Samator Kaltim yang ada di Kutai Kartanegara dan Bontang dengan kemampuan produksi setiap harinya sekitar 40,3 ton.

“Per hari ini, Selasa 27 Juli 2021, estimasi ketersediaan oksigen cair di Kaltim cukup untuk 2 hari, tabung kecil 1m3 (2 hari), tabung sedang 2m3 (2 hari) dan tabung besar 6m3 (1 hari). Stok oksigen ini masih rawan ketika terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi,” ujar Jauhar Effendi, melalui rilis Humas Pemprov Kaltim.

Jauhar Effendi juga menjelaskan ada dua hal yang menjadi persoalan mendasar terkait pasokan oksigen di Kaltim. Pertama, jumlah tabung oksigen yang masih kurang dari kapasitas dan kemampuan produksi oksigen. Persoalan kedua adalah kurangnya bahan baku untuk produksi oksigen.

Sebagai contoh, PT Surya Biru Murni yang mempunyai kapasitas produksi 28 ton oksigen per hari. Tetapi kemampuan produksi hanya 10 ton/hari, karena salah satu penyebabnya tabung yang tidak tersedia.

“Kendalanya karena tabung harus di impor. Untuk memenuhi pasokan tabung oksigen, dari PT Pupuk Kaltim dan Pertamina Hulu Mahakam sudah meminjamkan tabung oksigen, tetapi masih kurang,” ujar Jauhar Effendi. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *