SAMARINDA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Pemkot Samarinda terus menunjukkan progres. Setelah sukses di Kecamatan Samarinda Utara, kini giliran wilayah Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir yang menikmati manfaatnya.
Tahap kedua ini resmi dimulai pekan ini. Sebanyak 11 sekolah dari jenjang TK hingga SMP langsung terlibat.
Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Samarinda Seberang, Tantiya Dewi Harianto, mengatakan antusiasme siswa dan sekolah sangat tinggi sejak hari pertama.
“Sebanyak 1.070 siswa langsung mendapat manfaat di hari pertama distribusi,” ujar Tantiya, Selasa (10/6).
Jumlah itu, kata dia, masih bisa berubah. Tergantung pada masa libur sekolah dan penerimaan siswa baru.
Program MBG tak hanya soal memberi makan gratis. Tujuannya jauh lebih besar: memenuhi asupan gizi anak-anak secara optimal.
Siklus menunya berganti setiap hari. Ada 10 variasi menu yang disiapkan. Contohnya hari ini: nasi putih, sayur sop, telur orak-arik daun bawang, buah semangka, dan susu.
Semua makanan diproses di Dapur SPPG Samarinda Seberang, dengan harga standar Rp15.000 per paket, sesuai acuan Badan Gizi Nasional.
Setiap SPPG menargetkan melayani 3.000 hingga 3.500 siswa. Untuk efisiensi, distribusi dilakukan menggunakan dua mobil operasional. Jarak pengantaran maksimal hanya 30 menit, agar makanan tetap hangat dan segar saat tiba di sekolah.
Di balik kelancaran itu, ada kerja keras tim dapur. Masing-masing dapur didukung oleh tiga tenaga profesional: kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan. Mereka juga dibantu 25 relawan lokal yang bekerja dengan semangat tinggi.
Salah satu sekolah penerima manfaat, SMP Muhammadiyah 4 Samarinda, menyampaikan apresiasi. Wakil Kepala Kurikulum, Ratna, menyebut program ini sangat membantu siswa.
“Anak-anak dapat makan gratis dan sehat. Uang jajan bisa dihemat, dan yang paling penting, gizi mereka terjamin,” kata Ratna.
Melalui MBG, Pemkot Samarinda menunjukkan komitmennya terhadap masa depan generasi muda.
“Program ini bukan hanya soal makan. Tapi juga soal generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” tutup Tantiya.
Program MBG jadi bukti nyata bahwa membangun kota bisa dimulai dari piring makan anak-anak. Bukan sekadar bantuan hari ini, tapi bekal untuk masa depan. [PRA]
Tidak ada komentar