Bikin Bangga, Gadis asal Kaltim Ini jadi Delegasi Indonesia di UN75 Youth Plenary

Redaksi
7 Apr 2021 22:44
4 menit membaca

SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) patut berbangga, karena salah satu remaja putri kelahiran Samarinda mejadi delegasi Indonesia dalam United Nation 75 youth plenary, beberapa waktu lalu bersama 11 pemuda lainnya.

Adalah Nor Anisa, gadis kelahiran Samarinda, 29 Mei 1996 silam , mengikuti United Nations (UN) 75 Youth Plenary yang dilangsungkan secara virtual, di mana diskusi dipimpin dan digerakkan oleh pemuda yang disiarkan langsung di TV Web PBB dan saluran media sosial milik PBB.

Dalam kegiatan yang mengusung tema The Future We Want, The UN We Need: The Future of Multilateralism, Nor Anisa  mengisi sesi digital and technologies impact; di sesi ini saya membuat policy recomendation terkait pendekatan teknologi dalam meningkatkan paltform lapangan pekerjaan sektor informal seperti sharing economy, fintech.

Kata Nisa, di forum itu dirinya mendorong adanya subsidi pemerintah lokal untuk memberikan fasilitas internet dan kebutuhan sekolah jarak jauh di Kawasan Afrika Selatan. Sebab, Afrika Selatan saat ini mengalami krisis pelayanan publik dan internet yang diperburuk dalam situasi covid 19, berbeda dengan  Indonesia yang sudah cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Saat ini di Indonesia sudah memiliki subisidi khususnya anak anak sekolah.

Dikisahkan mahasiswi tingkat akhir di Universitas Mulwarman ini,  di ajang tersebut tak terlepas dari keikutsertaannya sebagai delegasi Republik Indonesia yang dipilih oleh kemenpora dan perutusan tetap republik New York untuk kegiatan Ecosoc Youth forum 2019 di PBB new York, da, sejak saat itu dirinya menjadi mitra Kemenpora.

“Saya termemotivasi untuk mengikuti program ini karena partisipasi anak anak daerah yang dari Kalimantan masih sangat minim untuk mengikuti platform pemuda global kalo dibandingkan dengan pemuda lainnya. Jadi saya mau orang tahu bahwa pemuda Kaltim bisa setara dengan pemuda Indonesia dan dunia lainnya,” urainya.

Untuk itu, Anisa yang juga masih menjabat sebagai Koordinator Aksi Pemuda Indonesia oleh United Nations Conference on Trade and Development sejak tahun 2018, saat ini sedang mengembangkan platform pemuda Asean bersama delegasi lain untuk membahas isu-isu pemulihan Covid-19 baik teknologi, ekonomi maupun pendidikan paska new normal yang tentu di dukung pula Kemenpora.

“Rasanya bersyukur sekali bisa menjadi satu dari 12 pemuda yang mewakili Indonesia  karena dari dulu saya selalu bangga mewakili kaltim diantara teman Indonesia atau teman internasional, saya banyak belajar dan beruntung bisa bertemu menteri Indonesia, menteri di beberapa negara dan saya menjelaskan ” east Kalimantan has diversity of culture and we are oldest kingdom of hinduism in Indonesia” (Kalimantan Timur memiliki keragaman budaya dan Kaltim memiliki kerajaan tertua hindu di Indonesia,red) yakni di Kutai kartanegara,” akunya bangga.

Di samping itu, Kaltim memiliki sektor pembangunan seperti pertambangan, sawit dan memiliki pesut. Dia pun senang walaupun hanya bisa menyampaikan pesan singkat dalam percakapan. Tapi, setidaknya dia mengaku ada upaya mengubah stigma orang di luar sana yang menganggap Kaltim hanyalah hutan dan sungai.

Dirinya pun berharap pemuda Kaltim untuk optimistis dan terus berambisi. Sebab, kalau tidak berambisi, mau jadi apa pemuda di masa depan. Harus punya skill dan wawasan global dan menerapkan motto “thinking globally Action locally”, berpikir secara global bertindak secara lokal. Sebab, pemerintah, apalagi di daerah tentu memiliki pemikiran terbatas dalam mengembangkan inovasi jadi kita perlu mengeksplor di luar sana.

Nisa yang juga berprofesi sebagai peneliti ini mengungkapkan sejumlah harapan untuk pemuda khususnya untuk tetap meningkat kan literasi digital saat ini dan kedepan hari karena situasi seperti sekarang maupun akan mendatang semua akan serba digital. Namun, digital tidak hanya tentang kemajuan saja tapi tantangan yakni ketika pemuda tidak bisa mempersiapkan keterampilan dengan baik maka akan kehilangan pekerjaan.

“Saat ini, pabrik, perbankan, pendidikan akan menggunakan teknologi. Jadi diusahakan kita harus kritis, karena dengan kita kritis kita bisa memiliki public speaking, analisa permasalahan yg baik kita mampu bersaing dengan teknologi karena teknologi dan digital hanya lah sebuah sistem yg bisa mengerjakan pekerjaan secara berulang dan tidak mampu memiliki rasa empati,” urai Nisa.

Terakhir putri dari Muhammad Salim dan Ida Mathelda ini menginovasi pemuda agar sebaik mungkin memanfaatkan teknologi, sehingga anak muda lah yang mengendalikan teknologi, bukan teknologi yang mengendalikan manusia. **

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }
news-0512-mu

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

8801

8802

8803

8804

8805

8806

8807

8808

8809

8810

8811

8812

8813

8814

8815

8881

8882

8883

8884

8885

8886

8887

8888

8889

8890

8891

8892

8893

8894

8895

8941

8942

8943

8944

8945

8946

8947

8948

8949

8950

8951

8952

8953

8954

8955

9001

9002

9003

9004

9005

9006

9007

9008

9009

9010

9011

9012

9013

9014

9015

8821

8822

8823

8824

8825

8826

8827

8828

8829

8830

8831

8832

8833

8834

8835

8901

8902

8903

8904

8905

8906

8907

8908

8909

8910

8911

8912

8913

8914

8915

8956

8957

8958

8959

8960

8961

8962

8963

8964

8965

8966

8967

8968

8969

8970

9016

9017

9018

9019

9020

9021

9022

9023

9024

9025

9026

9027

9028

9029

9030

8021

8022

8023

8024

8025

8026

8027

8028

8029

8030

8841

8842

8843

8844

8845

8916

8917

8918

8919

8920

8921

8922

8923

8924

8925

8926

8927

8928

8929

8930

8971

8972

8973

8974

8975

8976

8977

8978

8979

8980

8981

8982

8983

8984

8985

9031

9032

9033

9034

9035

9036

9037

9038

9039

9040

9041

9042

9043

9044

9045

8036

8037

8038

8039

8040

8846

8847

8848

8849

8850

8931

8932

8933

8934

8935

8936

8937

8938

8939

8940

8986

8987

8988

8989

8990

8991

8992

8993

8994

8995

8851

8852

8853

8854

8855

8856

8857

8858

8859

8860

8861

8862

8863

8864

8865

8866

8867

8868

8869

8870

8871

8872

8873

8874

8875

8876

8877

8878

8879

8880

8996

8997

8998

8999

9000

9046

9047

9048

9049

9050

9051

9052

9053

9054

9055

10001

10002

10003

10004

10005

10006

10007

10008

10009

10010

10011

10012

10013

10014

10015

10016

10017

10018

10019

10020

10021

10022

10023

10024

10025

10026

10027

10028

10029

10030

news-0512-mu