Sejarah Tempe, Superfood Asli Indonesia Berpeluang jadi Warisan Budaya Takbenda Dunia

Redaksi
2 Apr 2025 20:54
Ragam 0
2 menit membaca

NEWSBORNEO.ID, Jakarta – Kementerian Kebudayaan Indonesia resmi mengajukan tempe ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO. Selain tempe, teater mak yong dan jaranan juga turut diajukan sebagai bagian dari warisan budaya takbenda Indonesia yang perlu mendapat pengakuan internasional.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa tempe bukan sekadar makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mencerminkan pengetahuan, budaya, serta teknologi pangan tradisional yang terus berkembang.

“Tempe telah menjadi bagian dari identitas budaya bangsa. Tidak hanya bernilai gizi tinggi, tempe juga merupakan produk kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun,” ujar Fadli Zon dalam keterangan resminya, Minggu (30/3/2025).

Jejak Tempe dalam Sejarah dan Budaya Jawa

Sejarah panjang tempe telah tercatat dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19 yang menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa abad ke-16.

Peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, menegaskan bahwa tempe merupakan warisan asli nenek moyang Indonesia, bukan hasil akulturasi dari budaya luar.

“Meskipun ada makanan fermentasi kedelai dari China, proses pembuatan tempe jauh lebih singkat dan memiliki karakteristik yang berbeda,” kata Murdijati.

Menurutnya, dalam Serat Centhini, tempe tidak hanya dikonsumsi sehari-hari tetapi juga disajikan dalam berbagai hajatan, termasuk pernikahan. Salah satu contoh yang disebutkan dalam naskah tersebut adalah suguhan tempe dalam pernikahan tokoh Amongraga dan Tambangraras.

Dari Stigma Kemiskinan jadi Superfood

Dahulu, tempe sempat dikonotasikan sebagai makanan kelas bawah. Namun, stigma tersebut kini perlahan berubah. Tempe telah dikenal sebagai makanan bernutrisi tinggi yang dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri.

Amadeus Driando Ahnan-Winarno, pelopor gerakan “Tempe Movement” dan peneliti di bidang teknologi pangan, menekankan bahwa tempe layak disebut sebagai “superfood”.

“Secara ilmiah, tempe memiliki kandungan protein dan kalsium yang setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan daging sapi. Selain itu, kadar lemak jenuh dan garamnya lebih rendah, menjadikannya pilihan sehat bagi semua orang,” ungkap Driando.

Dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan daging, tempe menjadi sumber protein yang mudah diakses oleh masyarakat luas. Pengajuan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO diharapkan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai ikon kuliner Indonesia yang diakui dunia. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slotoppo


agen bola online


Mix Parlay


Judi Bola


Mix Parlay


judi bola


pola jam hoki mahjong black scatter surabaya raih 688 juta

gates of olympus 1000 meledak 912 juta pemain medan

scatter wild emas 7 kali beruntun pemain bali 555 juta

gold bonanza ngamuk 10 putaran semarang raup 701 juta

trik putaran ganjil mahjong black scatter yogyakarta 599 juta

pola gelap olympus 1000 kakek merah palembang 834 juta

25 spin gold bonanza scatter bombardir makassar 645 juta

mahjong black scatter mode sultan menang 750 juta malang

scatter emas turun terus bandung barat dapat 489 juta

gates of olympus 1000 petir merah strategi lampung 950 juta

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }