Soal Polemik Pembayaran Hak Mantan Dosen Unijaya, Yayasan Miliana Bakal Rapatkan Usai Lebaran
Admin
25 Maret 2024 | 20:26 20:26
.
2 menit membaca
NEWSBORNEO.ID, Bontang – Yayasan Pendidikan Miliana yang menangui Universitas Trunajaya (Unijaya) Bontang, akhirnya angkat bicara terkait polemik dengan lima mantan dosen dan rektor mereka. Polemik yang dimaksud yakni belum terbayarkannya pesangon, penghargaan masa kerja, dan hak-hak lainnya.
Padahal belum lama ini, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang telah mengeluarkan anjuran kepada Yayasan Pendidikan Miiana, agar segera melunasi tunggakan tersebut kepada lima mantan dosen mereka. Rinciannya honor Bilher Hutahaean Rp 245 juta lebih, Raidon Hutahaean Rp 90 juta lebih, Martopan Abdullah Rp 127 juta lebih, Bachnur Effendi Rp 83 juta lebih, dan Rosianton Herlambang Rp 26 juta lebih. Jika ditotal keseluruhan, nilainya mencapai Rp 574 juta lebih.
Kelima dosen ini menuntut agar pembayaran dilakukan dalam jangka waktu sebulan dan tidak boleh dicicil. Bila yayasan tak menyanggupinya, maka langkah yang akan ditempuh adalah melakukan gugatan kepailitan yang ada di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
“Kami pasti akan tetap bertanggung jawab untuk membayarkan. Tetapi berprogres. Rencana permasalahan ini baru akan kami rapatkan setelah lebaran (Idulfitri) bersama dengan rektorat dan ketua yayasan,” kata Chelly Amalia, Pembina Yayasan Miliana, Senin (25/3/2024).
Diketahui, anjuran yang dikeluarkan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) bernomor surat 500.15.15/77/DISNAKER/2024 tertanggal 20 Maret. Desakan segera melmbayarkan tunggakan tersebut juga diperkuat dengan terbitnya surat imbauan yang dikeluarkan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI, nomor 0655/LL11/HM.02.01/2024 tertanggal 22 Maret 2024. Dalam surat itu, LLDIKTI meminta pihak yayasan ataupun pengelola kampus, agar sesegera mungkin membayarkan dan melunasi hak mantan dosen sesuai janji. (*)
