Pupuk Kaltim Targetkan Turunkan Emisi Karbon 32 Persen pada 2030, Siap Menuju Nol Emisi 2060

Redaksi
21 Mei 2025 00:03
2 menit membaca

BONTANG – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) serius menekan emisi karbon demi mendukung agenda keberlanjutan nasional dan global. Perusahaan ini membidik penurunan emisi karbon hingga 32 persen pada tahun 2030, dengan target nol emisi karbon (Net Zero Emission/NZE) pada 2060, sesuai Roadmap Dekarbonisasi yang telah disusun.

Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno, menjelaskan sejumlah program strategis yang dijalankan sebagai langkah nyata dalam mengurangi jejak karbon. Salah satu inisiatif unggulan adalah proyek Co-Firing Coal dengan biomassa di pembangkit tenaga uap milik perusahaan.

“Co-firing adalah proses substitusi bahan bakar batu bara dengan biomassa secara parsial. Dengan pengurangan 5% penggunaan batu bara, kami dapat mengurangi hingga 59.000 ton emisi karbon dioksida (CO2) per tahun pada 2030,” ujar Propan dalam siaran pers resmi, Selasa (20/5/2025).

Proyek Co-Firing Coal ini diterapkan pada boiler batu bara dengan kapasitas 220×2 ton per jam, menjadi salah satu pilar utama Pupuk Kaltim dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, perusahaan sedang membangun pabrik soda ash berkonsep ekonomi sirkular yang diperkirakan mampu menyerap sekira 174.000 ton CO2 setiap tahun.

Tak hanya itu, proyek Revamping Pabrik Ammonia Pupuk Kaltim 2 juga tengah berjalan untuk menurunkan emisi karbon sebesar 110 ribu ton CO2 per tahun pada 2030 sekaligus meningkatkan efisiensi energi.

Di sisi lain, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap ditargetkan dapat memangkas emisi sekitar 900 ton CO2, serta pengoperasian kendaraan listrik yang mengurangi emisi hingga 110 ton CO2 di tahun yang sama.

Tidak hanya fokus pada proses produksi, Pupuk Kaltim juga meluncurkan inovasi produk ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengembangan pupuk NPK Pelangi Jos yang menggunakan teknologi mikroba untuk meningkatkan efisiensi pemupukan sekaligus mengurangi pencemaran tanah.

“Pupuk ini sudah kami kembangkan selama dua tahun terakhir. Hasil uji coba menunjukkan peningkatan efisiensi pemupukan hingga 25 persen dan produktivitas pertanian naik sebesar 15 persen,” jelas Propan.

Pupuk Kaltim menegaskan bahwa pencapaian target penurunan emisi akan dilakukan melalui integrasi berbagai program efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, dan penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam setiap lini produksi.

“Semua program ini kami jalankan secara terintegrasi untuk mewujudkan Pupuk Kaltim yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tambah Propan. [RED]

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }