SAMARINDA – Kepala Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Bambang Styawan, mengungkap fakta mengejutkan: tidak satu pun daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang bebas dari narkoba.
Dalam dialog interaktif bertajuk Strategi Memutus Rantai Peredaran Gelap Narkoba Menuju Indonesia Emas 2045, Rabu (25/6/2025), Bambang membeberkan data rehabilitasi selama 2023 hingga Mei 2025.
“Semua kabupaten/kota di Kaltim tercatat memiliki klien rehabilitasi. Ini bukti bahwa narkoba menyasar seluruh wilayah tanpa terkecuali,” tegasnya.
Setiap tahun, Balai Rehabilitasi Tanah Merah menangani 200 hingga 250 klien. Mayoritas adalah laki-laki dewasa, mencapai 75–80 persen.
Namun tren mencemaskan justru datang dari perempuan. “Tahun ini, jumlah klien perempuan naik signifikan hingga 15 persen. Mereka kerap dimanfaatkan sebagai kurir,” kata Bambang.
Ironisnya, anak dan remaja di bawah 18 tahun juga masuk dalam kelompok rentan. Mereka menyumbang 5–10 persen dari total klien rehabilitasi.
“Ini mengkhawatirkan. Generasi muda sudah tersentuh narkoba. Kita harus bergerak cepat,” ujarnya.
Dari total klien yang direhabilitasi, Samarinda tercatat tertinggi dengan 165 orang, diikuti Kutai Kartanegara (72), Balikpapan (31), Kutai Barat (29), Kutai Timur (27), Bontang (24), Paser (14), Penajam Paser Utara (5), Berau (4), dan Mahakam Ulu (1).
“Data konkret ini membuktikan bahwa narkoba telah menyebar ke seluruh penjuru Kaltim. Tidak ada yang benar-benar aman,” ujar Bambang.
Bambang menyebut, wilayah geografis Kaltim yang memiliki banyak pelabuhan kecil menjadi celah masuknya narkoba.
“Pelabuhan-pelabuhan kecil sulit diawasi. Apalagi kalau BNN bekerja sendirian,” ungkapnya.
Karenanya, BNN menggandeng TNI dan aparat penegak hukum lainnya untuk mengawasi jalur-jalur rawan, terutama jalur laut dan darat perbatasan.
Bambang menegaskan, Balai Rehabilitasi Tanah Merah adalah satu-satunya pusat rawat inap milik BNN di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Fasilitas ini terbuka untuk siapa pun dan 100 persen gratis. “Silakan datang. Kami siap membantu tanpa biaya. Jangan tunggu terlambat,” ucapnya.
Bambang mengajak semua pihak untuk tidak tinggal diam. Ia menegaskan, perang melawan narkoba tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah.
“Butuh peran serta masyarakat. Mari kita wujudkan Indonesia Emas 2045 tanpa narkoba,” tutupnya.
[DIAS]
Tidak ada komentar