15 Titik Panas Terdeteksi di Kaltim, Tersebar di 2 Wilayah

Ilustrasi sebaran titik panas di Indonesia.

newsborneo.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya 15 titik panas di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim). Titik panas itu tersebar di dua kabupaten yakni Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.

“Sebaran titik panas tersebut telah kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida.

Dia mengatakan, 5 titik panas tersebut terpantau sepanjang Rabu ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 16.00 Wita. Dua hari sebelumnya Senin (6/3/2023), kata dia, pihaknya juga mendeteksi ada 16 titik panas tersebar di Kaltim. Namun, titik panas tersebut telah padam setelah dilakukan penanganan oleh pihak terkait.

Sedangkan 15 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama. Ke-15 titik panas yang terdeteksi ini tersebar di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 2 titik panas, selebihnya 13 titik berada di Kabupaten Kutai Timur.

Dia merinci, titik panas di Kutai Kartanegara tersebar pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Kota Bangun dan Kecamatan Loa Kulu yang keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Sedangkan 13 titik yang berada di Kutai Timur, tersebar pada empat kecamatan, yakni 1 titik di Kecamatan Bengalon, 8 titik di Kecamatan Kaubun, 1 titik di Long Mesengat, dan 3 titik di Kecamatan Muara Wahau yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Dia mengatakan, adanya sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke instansi terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Saat ini, lanjut dia, sebenarnya masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat keringnya biomassa di lahan tertentu yang rawan terjadi kebakaran.

“Mengingat akhir-akhir ini kerap terpantau titik panas, maka kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar,” ujarnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }