Derita itu Datang dari Patung oleh Maghfirudin A.A (Mubaligh Bontang)
Saat ini kondisi rakyat Indonesia sedang dilanda tingginya angka stunting, yaitu masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang. Sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data Februari 2023 masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Di tengah berbagai permasalahan bangsa tersebut, justru pemerintah berencana membangun patung Soekarno setinggi 100 meter dengan dana yang diperlukan mencapai Rp 20 Triliun. Penulis menjadi heran. Apa tidak sebaiknya digunakan untuk memberi tambahan gizi bagi anak-anak yang mengalami stunting, dan membuka lapangan kerja baru bagi anak bangsa di negeri ini.
Pandangan Islam tentang Patung
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ تُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ فَإِنْ كُنْتَ لَا بُدَّ فَاعِلًا، فَاجْعَلِ الشَّجَرَ وَمَا لَا نَفْسَ لَهُ
“Setiap tukang gambar kelak ada di neraka. Setiap gambar yang dia buat akan diberi jiwa yang akan mengazab dirinya di Neraka Jahanam. Karena itu jika kamu terpaksa harus menggambar, gambarlah pohon dan apa saja yang tidak memiliki jiwa.” (HR Ahmad).
Dalam sabda Beliau yang lain:
إِنَّ الَّذِّيْنَ يَصْنَعُوْنَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوْا مَا خَلَقْتُمْ
“Sungguh orang-orang yang membuat gambar-gambar (makhluk bernyawa) ini akan diazab pada Hari Kiamat dan akan dikatakan kepada mereka, Hidupkanlah apa yang kalian buat ini!” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan Ali bin Abi Thalib ra dalam satu ekspedisi militer untuk menghancurkan patung-patung yang ia temui:
لاَ تَذَرْ تِمْثَالاً إِلاَّ هَدَمْتَهُ، وَ لاَ صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا، وَ لاَ قَبْراً مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَيْتَهُ
“Janganlah engkau tinggalkan patung kecuali engkau hancurkan. Janganlah engkau tinggalkan gambar kecuali engkau hapus. Janganlah engkau tinggalkan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan.” (HR Muslim).
Hadits-hadits di atas menjelaskan dengan sangat gamblang larangan tashwiir. Yakni menggambar, memahat juga membuat patung setiap makhluk bernyawa. Apakah itu dibuat di atas kertas, kulit, tembok, koin, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan pendapat, Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya, Al-Fiqh al-Islaami wa Adillatuhu, menyimpulkan bahwa para ulama bersepakat atas keharaman membuat gambar dan patung makhluk bernyawa, baik hewan maupun manusia, juga haram meletakkannya di mana pun
Faedah Pengharaman Patung
Kisah nyata di bawah ini bisa di jadikan pertimbangan bagi para pembaca. Ada sebuah keluarga yang hidup dengan bahagia, memiliki 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, berlimpah harta dan penghormatan dari teman serta kerabat. Sebut saja inisialnya AF, ia bekerja di salah BUMN di Kota Bontang. Karena kedudukan dan jabatan yang tinggi di BUMN, AF sering mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan keluar negeri. Sampailah masa ia mendapatkan tugas di negeri gajah putih, di negeri ini ia mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para kolega. Ajakan untuk keliling negeri gajah putih oleh kolega di sambut dengan suka cita. Bersama kolega keduanya menyusuri jalan-jalan di Thailand.
Setelah seminggu tinggal di Negeri Gajah Putih, ia kembali pulang ke Indonesia. Sebagai bentuk penghormatan kepadanya, maka koleganya di Thailand memberi oleh-oleh berupa souvenir. Sesampainya di rumah, suvenir ini berisi 2 patung gajah yang terlihat cantik. Menurut AF 2 patung gajah ini cocok di jadikan dekorasi di rumah. Sang istri sebenarnya sudah tidak setuju patung tersebut diletakkan antara ruang tamu dan ruang keluarga, karena sejak awal membuka patung tersebut, tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Tapi semua itu di tepis oleh sang suami, terlebih-lebih ketika mereka mengecek harganya cukup mahal. Singkat cerita patung itu menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Keluarga tersebut mulai ada riak-riak perselisihan di antara mereka. Terkadang perselisihan antar suami dengan istri, suami dengan anak laki-lakinya atau dengan anak perempuan. Konflik internal sering terjadi di dalam keluarga tersebut, sehingga anak-anak mereka memilih tinggal berjauhan dengan kedua orang tuannya, dengan alasan mencari tempat tinggal yang dekat tempat kedua anak menuntut ilmu. Sebagai seorang manajer pemasaran di perusahaan BUMN, AF sering pulang malam karena kesibukannya.
Sampai satu siang, AF diantarkan pulang oleh stafnya karena mengalami sakit perut. Istri AF membuatkan minuman hangat dan menamani suaminya berbaring di kamar tidur. Sakit AF tidak kunjung hilang, segera keduanya pergi ke rumah sakit yang di miliki oleh perusahaan BUMN. Kebetulan jarak rumah sakit tk jauh dari tempat tinggal mereka. Setelah memeriksa AF, dokter memberi obat penghilang nyeri lambung dan menyarankan untuk mengambil cuti tiga hari agar segera pulih dan sehat kembali.
Sebulan setelah kejadian AF diantar pulang oleh stafnya, kejadian seperti itu kembali terjadi. AF lagi-lagi harus di pulangkan setelah ia mengalami sakit perut saat rapat dengan jajaran direksi di perusahaan BUMN. Setelah kejadian ini, AF sering mondar-mandir ke rumah sakit milik BUMN. Bahkan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya. Hanya saja, setiap dokter yang memeriksa selalu berbeda diagnosa terkait penyakit yang di derita AF.
Sampai suatu kesempatan, istri AF mengikuti kajian Tibbun Nabawi di masjid sekitar tempat mereka bekerja. Di sinilah penulis bertemu dengan istri AF. Ketika berkonsultasi terkait penyakit yang diderita suaminya, akhirnya kami sepakat untuk melakukan rukyah di rumah AF. Begitu sampai di rumah AF dan, dipersilahkan masuk, penulis sudah merasakan hawa dan aura negatif di ruang tamu. Rumah itu lapang ruang tamunya, banyak koleksi di etalase dari beberapa negara di kawasan Eropa, Jepang Dan Asia. Pada saat di persilahkan masuk ke kamar AfF penulis merasakan getaran aura negatif semakin kuat.
Sesaat di bacakan ayat rukyah, AF mulai bereaksi tidak nyaman dan berusaha menutup telinganya. Selama 30 menit, AF hanya berusaha menghindar dari sentuhan penulis saat merukyah. Penulis mencoba memanggil jin yang ada dalam tubuh AF untuk diajak dialog. Sesaat kemudian terdengar jawaban dari mulut AF yang bahasanya tidak penulis pahami, ternyata itulah bahasa Thailand. Rukyah berjalan 1 jam lebih, baru AF mulai berangsur-angsur tenang dan sadar.
Penulis jelaskan jika selama ini ada setan yang mengganggu keluarga tersebut sehingga membuat AF dan keluarga sering ada masalah dengan keluarga ataupun kesehatan mereka. Kemudian penulis bertanya apakah ada barang-barang yang mereka miliki dari Thailand. Spontan keduanya saling berpandangan dan mengatakan ada. Tak berapa lama istri AF membawahkan benda seperti patung dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai besar, termasuk patung gajah AF yang didapatkan dari Kolega di Thailand. Kemudian penulis meminta agar barang tersebut diantarkan ke rumah untuk dimusnahkan.
Selang tiga hari penulis datangi lagi rumah AF, Alhamdulillah atas izin Allah, AF kembali normal sehat. Sebulan setelah kejadian tersebut, istri AF menceritakan bahwa AF sudah sehat dan tidak kalah pentingnya bahwa kedekatan dia dengan anak-anaknya kembali normal. AF dan Istrinya baru menyadari bahwa patung gajah dari Thailand sumber masalah di keluarga mereka.
Maka amat miris jika negeri Indonesia yang mayoritas Muslim ini justru warga dan pemerintahnya, merencanakan membangun patung Soekarno setinggi 100 meter serta Kota Mandiri di Kabupaten Bandung. Dengan dana yang diperlukan mencapai Rp 20 Triliun. Padahal membangun patung yang jelas telah diharamkan oleh syariah Islam dan membawa derita juga petaka bagi orang-orang di sekitarnya. (*)