SAMARINDA — NJ, bocah berusia 4 tahun, ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya penuh luka. Kepalanya benjol. Rambutnya dipenuhi kutu. Dan yang paling memilukan: ia diduga mengalami kekerasan dan penelantaran di sebuah yayasan sosial.
Yang menemukan NJ adalah seorang perempuan bernama Reni Lestari. Bukan keluarganya. Tapi justru Reni yang pertama kali bergerak.
“Saya lihat NJ waktu itu dalam kondisi parah. Perutnya bengkak. Luka di kanan tubuhnya menganga. Rambutnya tak terurus,” kata Reni kepada media, Sabtu (21/6/2025).
Ia tak tinggal diam. Reni langsung melapor ke UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kalimantan Timur. Dari situ, kasus kemudian dilimpahkan ke Dinas Sosial. Tapi setelah itu, semuanya tampak diam.
“Saya justru khawatir kasusnya berhenti begitu saja,” katanya.
Reni sendiri kini memegang hak asuh sementara atas NJ. Ia merawat anak itu, berdasarkan kesepakatan dengan ibu kandung NJ.
“Saya cuma ingin NJ selamat. Dapat tempat yang layak. Dan segera diobati,” ujarnya lirih.
Reni sudah membawa NJ ke dokter. Termasuk tes laboratorium. Hasilnya; Hemoglobin NJ hanya 7,8. Jauh di bawah batas normal yang seharusnya 16.
“Visum sudah dilakukan sejak 13 Mei 2025. Tapi sampai sekarang belum keluar juga hasilnya,” katanya.
Karena belum ada hasil visum, terapi medis pun belum bisa dilakukan secara maksimal.
Kapolsek Sungai Pinang, AKP Aksarudin Adam, membenarkan adanya laporan dugaan kekerasan terhadap NJ.
“Laporan masuk tanggal 20 Mei 2025. Sekarang masih dalam tahap penyelidikan,” katanya.
Pihaknya juga masih menunggu hasil visum resmi dari rumah sakit.
“Mungkin Senin ini kami follow up lagi. Kita ingin tahu apakah luka-luka itu akibat kekerasan atau bukan,” ujarnya.
Dari laporan awal, polisi mencatat ada benjolan di dahi dan luka di bagian kaki NJ. Visualnya jelas. Tapi polisi butuh data medis yang sahih.
Polisi juga belum menutup kemungkinan untuk memeriksa pihak yayasan sosial tempat NJ tinggal sebelumnya.
“Kalau nanti penyidikan mengarah ke sana, kami akan lakukan pemanggilan,” tegas AKP Aksarudin.
[DIAS]
Tidak ada komentar