Populasi Pesut Mahakam Terancam Punah, Kematian Terbaru Perkuat Kekhawatiran

Seekor pesut Mahakam ditemukan mati di Sungai Mahakam, dekat Jalan Slamet Riyadi, Samarinda, pada Jumat, 21 Juni 2024

SAMARINDA – Keberadaan Pesut Mahakam, mamalia air tawar langka yang menghuni Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, semakin mengkhawatirkan. Menurut data terbaru, jumlah pesut yang tersisa hanya sekitar 80 ekor, sementara Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) mencatat populasi saat ini hanya 67 ekor. Penurunan ini menandai situasi kritis bagi keberlangsungan spesies ini.

Kekhawatiran semakin memuncak dengan ditemukannya seekor pesut Mahakam mati di Sungai Mahakam, dekat Jalan Slamet Riyadi, Samarinda, pada Jumat, 21 Juni 2024. Pesut jantan berukuran 2 meter ini menjadi perhatian serius para ahli dan peneliti konservasi.

Penyelidikan Kematian Pesut Mahakam

Suryawati Halim, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini.

“Kita perlu segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini. Kita akan bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman untuk melakukan otopsi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasilnya,” ujarnya.

Penemuan ini menambah deretan kasus kematian pesut Mahakam yang pernah terjadi di Kota Bangun dan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Suryawati menegaskan perlunya tindakan serius untuk mengidentifikasi penyebab kematian pesut ini dan mencari solusi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Peran Yayasan Konservasi RASI

Danielle, perwakilan dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), juga menyoroti pentingnya pengumpulan data terkait kematian pesut ini. “Pesut yang mati ini akan dibawa ke laboratorium di Unmul untuk dilakukan otopsi. Ini adalah kematian keempat pesut yang kami tangani tahun ini. Kami perlu memahami penyebabnya agar bisa mencegah kejadian serupa di masa depan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kasus kematian ini diklasifikasikan sebagai kode 3, yang menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya. “Kami menduga pesut ini sudah mati minimal satu hari sebelum ditemukan. Ini kemungkinan besar hanyut dari hulu sungai,” jelas Danielle.

Keunikan Pesut Mahakam

Pesut Mahakam merupakan spesies air tawar yang secara genetik terpisah dari saudaranya yang hidup di laut. Menurut Danielle, spesies ini telah terpisah selama 300 ribu hingga setengah juta tahun, dengan evolusi yang membuatnya unik. “Setiap pesut memiliki ciri khas tersendiri, yang bisa kita kenali dari karakteristik siripnya,” tambahnya.

Perlindungan dan Upaya Konservasi

Kematian pesut Mahakam ini menambah urgensi perlindungan dan upaya konservasi yang lebih intensif. Dengan populasi yang terus menurun, langkah-langkah konkret diperlukan untuk memastikan spesies ini tidak punah. Pihak berwenang dan organisasi konservasi diharapkan dapat bekerja sama lebih erat untuk menyelamatkan pesut Mahakam dari ancaman kepunahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }