07 Februari 2023 - 23:49
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Menu
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
07 Februari 2023 - 23:49
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Home Kaltim Samarinda

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Petugas saat berusaha membersihkan dan menyedot tumpahan CPO di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda (Dok. Basarnas Balikpapan/Istimewa)

Bagikan:

RedaksibyRedaksi
14 April 2021 | 01:12

SAMARINDA – Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur sempat berubah jadi jingga. Diduga akibat tumpahan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ini berasal dari tongkang jenis Self-propelled Oil Barge (SPOB). Kapal ini karam di Sungai Mahakam bersama 120 ton minyak kelapa sawit.

Tak hanya itu, peristiwa ini juga merenggut satu nyawa anak buah kapal (ABK), sementara tujuh lainnya selamat. Bahkan luasan dampak dari curahan CPO mencapai 7 kilometer. Sehingga wajar bila Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur (Kaltim) kukuh mencari tahu siapa pemilik kapal tersebut.

BacaJuga

Perekonomian Kaltim Tumbuh Positif 4,48 Persen

Kaltim Miliki 92 Kampung Iklim, Balikpapan Terbanyak

Produksi Perikanan Tangkap Kaltim Tembus 166 Ribu Ton per Tahun

5 Hari Hilang, Raka Ditemukan Tewas di Sungai Mahakam

Hingga kini DLH Kaltim masih menelusuri petaka tumpahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di perairan Sungai Mahakam. Persisnya di kawasan Jembatan Mahkota 2 Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Samarinda pada Sabtu, 10 April 2021.

“Kami berhati-hati mempelajari (kasusnya) karena memang harus ketahuan dulu siapa di balik ini, artinya pemilik harus kita tahu dulu,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim Ence Ahmad Rafiddin Rizal saat dikonfirmasi, Selasa (13/4/2021).

Dalam prosesnya, organisasi perangkat daerah ini dibantu oleh Balai Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kalimantan.

“Setelah itu baru kita tentukan, apakah ini ada kaitannya ini dengan, mohon maaf, pidana atau segala macamnya,” sebutnya.

Tak hanya itu, kata dia, untuk kepentingan bersama tiga sampel minyak diambil di tiga titik berbeda. Salah satunya di kawasan kapal alami karam. Lantaran mengatasi kasus ini perlu ahli, pihaknya pun meminta bantuan rekan di KLHK untuk mempelajari duduk perkaranya.

Petugas saat berusaha membersihkan dan menyedot tumpahan CPO di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda (Dok. Basarnas Balikpapan/Istimewa)

Termasuk nanti urusan denda atau pidana. Maklum saja, ini menjadi kasus pertama bagi DLH Kaltim. Sehingga pihaknya tak bisa berbuat banyak. Selain menelusuri kejadian ini, DLH juga aktif dalam urusan pembersihan tumpahan minyak dan penanganannya saja.

“Sampai sekarang kami belum lagi mendapatkan informasi lanjutan terkait keluhan dari masyarakat. Awal kejadian sih katanya ada, mereka tak beraktivitas,” sebutnya.

Dia menambahkan, pembersihan CPO di Sungai Mahakam mendapatkan bantuan dari pihak swasta, DLH Samarinda, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda dan juga sukarelawan dari warga. Caranya disedot kemudian dikumpulkan dalam tangki.

“Yang jelas untuk minyak (CPO) untuk waktu yang lama akan mempengaruhi kualitas air. Masyarakat juga tak bisa gunakan dalam waktu lama,” kata dia. ***

Penulis: Hendro Bas
Editor: Dwipradipta

Tags: Kalimantan TimurSungai MahakamTercemar CPO

Bagikan:

SAMARINDA

Penanganan Banjir di Samarinda Dapat Dukungan Pemprov Kaltim
Samarinda

Penanganan Banjir di Samarinda Dapat Dukungan Pemprov Kaltim

7 Februari 2023 | 06:58
Natasya Priyanka Terpilih jadi Putri Indonesia Kaltim 2023

Natasya Priyanka Terpilih jadi Putri Indonesia Kaltim 2023

by Redaksi
5 Februari 2023 | 11:24

Raperda RTRW Kota Samarinda Dibahas Lagi

Raperda RTRW Kota Samarinda Dibahas Lagi

by Redaksi
3 Februari 2023 | 12:49

Warga Usulkan Pembangunan TPU di Sido Damai Samarinda

Warga Usulkan Pembangunan TPU di Sido Damai Samarinda

by Redaksi
2 Februari 2023 | 06:33

Markaca Jaring Aspirasi Warga Sungai Kapih, Samarinda

Markaca Jaring Aspirasi Warga Sungai Kapih, Samarinda

by Redaksi
2 Februari 2023 | 00:28

Home Kaltim Samarinda

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Sungai Mahakam Berubah Jingga

Petugas saat berusaha membersihkan dan menyedot tumpahan CPO di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda (Dok. Basarnas Balikpapan/Istimewa)

Bagikan:

RedaksibyRedaksi
14 April 2021 | 01:12

SAMARINDA – Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur sempat berubah jadi jingga. Diduga akibat tumpahan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ini berasal dari tongkang jenis Self-propelled Oil Barge (SPOB). Kapal ini karam di Sungai Mahakam bersama 120 ton minyak kelapa sawit.

Tak hanya itu, peristiwa ini juga merenggut satu nyawa anak buah kapal (ABK), sementara tujuh lainnya selamat. Bahkan luasan dampak dari curahan CPO mencapai 7 kilometer. Sehingga wajar bila Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur (Kaltim) kukuh mencari tahu siapa pemilik kapal tersebut.

BacaJuga

Perekonomian Kaltim Tumbuh Positif 4,48 Persen

Kaltim Miliki 92 Kampung Iklim, Balikpapan Terbanyak

Produksi Perikanan Tangkap Kaltim Tembus 166 Ribu Ton per Tahun

5 Hari Hilang, Raka Ditemukan Tewas di Sungai Mahakam

Hingga kini DLH Kaltim masih menelusuri petaka tumpahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di perairan Sungai Mahakam. Persisnya di kawasan Jembatan Mahkota 2 Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Samarinda pada Sabtu, 10 April 2021.

“Kami berhati-hati mempelajari (kasusnya) karena memang harus ketahuan dulu siapa di balik ini, artinya pemilik harus kita tahu dulu,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim Ence Ahmad Rafiddin Rizal saat dikonfirmasi, Selasa (13/4/2021).

Dalam prosesnya, organisasi perangkat daerah ini dibantu oleh Balai Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kalimantan.

“Setelah itu baru kita tentukan, apakah ini ada kaitannya ini dengan, mohon maaf, pidana atau segala macamnya,” sebutnya.

Tak hanya itu, kata dia, untuk kepentingan bersama tiga sampel minyak diambil di tiga titik berbeda. Salah satunya di kawasan kapal alami karam. Lantaran mengatasi kasus ini perlu ahli, pihaknya pun meminta bantuan rekan di KLHK untuk mempelajari duduk perkaranya.

Petugas saat berusaha membersihkan dan menyedot tumpahan CPO di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda (Dok. Basarnas Balikpapan/Istimewa)

Termasuk nanti urusan denda atau pidana. Maklum saja, ini menjadi kasus pertama bagi DLH Kaltim. Sehingga pihaknya tak bisa berbuat banyak. Selain menelusuri kejadian ini, DLH juga aktif dalam urusan pembersihan tumpahan minyak dan penanganannya saja.

“Sampai sekarang kami belum lagi mendapatkan informasi lanjutan terkait keluhan dari masyarakat. Awal kejadian sih katanya ada, mereka tak beraktivitas,” sebutnya.

Dia menambahkan, pembersihan CPO di Sungai Mahakam mendapatkan bantuan dari pihak swasta, DLH Samarinda, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda dan juga sukarelawan dari warga. Caranya disedot kemudian dikumpulkan dalam tangki.

“Yang jelas untuk minyak (CPO) untuk waktu yang lama akan mempengaruhi kualitas air. Masyarakat juga tak bisa gunakan dalam waktu lama,” kata dia. ***

Penulis: Hendro Bas
Editor: Dwipradipta

Tags: Kalimantan TimurSungai MahakamTercemar CPO

Bagikan:

Tentang Kami

Redaksi

Pedoman Siber

Privacy Policy

Disclaimer

Tentang Kami  |  Redaksi  |  Pedoman Siber

Privacy Policy  |  Dislaimer

COPYRIGHT © 2023 NEWSBORNEO.ID, ALL RIGHT RESERVED
Managed by Aydan Putra

Add New Playlist

07 Februari 2023 - 23:49

Kanal

Home

Kaltim

    Samarinda

    Balikpapan

    Bontang

Nasional

Internasional

Olahraga

Ragam

Visual

    Videografi

    Infografis

Kolom

About Us | Pedoman Siber | Disclaimer