BONTANG – Sejak 2 tahun terakhir, Pemkot Bontang sudah memberdayakan penjahit lokal. Hal ini berdampak kepada ekonomi masyarakat yang memang menggantungkan hidupnya dari jasa menjahit.
Sebanyak 150 penjahit skala rumahan merasakan langsung efek positif dari program yang digagas pasangan Basri Rase-Najirah ini. Seperti yang disampaikan Nurhayati pemilik LPK Yulia Training Center sekaligus koordinator penjahit lokal Bontang, Kalimantan Timur.
“Benar Mas, kami betul-betul diberdayakan selama dua tahun terakhir ini,” ungkap Nurhayati pemilik LPK Yulia Training Center, Minggu (16/6/2024).
Dia melanjutkan, selama dua tahun ini penjahit lokal mendapat kesempatan menyulam seragam pelajar dari tingkat SD maupun SMP se-Kota Bontang. Adapun seragam yang mereka jahit adalah merah-putih untuk SD, dan putih-biru untuk SMP.
Pada 2023, total 6.700an seragam yang mereka kerjakan. Tahun ini pun jumlahnya nyaris sama. “Semua seragam dikerjakan sepenuhnya sama penjahit Bontang. Tidak ada yang kami lempar,” kata Nurhayati.
Adapun perihal pengadaan seragam batik sekolah, mereka akui cukup sulit untuk dikerjakan jika mengingat waktunya yang sangat mepet. Apalagi saat ini, pihaknya tengah disibukkan dengan pekerjaan rumah mengukur seragam pelajar untuk tahun ini.
“Sebenarnya kalau dibilang bisa, tentu kami bisa selesaikan. Tapi karena dibatasi waktu, ditambah kami juga ada pekerjaan untuk seragam merah-putih dan putih-biru, jadi butuh waktu yang lama untuk selesaikan semuanya,” terangnya.
Nurhayati pun membantah jika penjahit lokal tidak diberdayakan oleh Pemkot Bontang. Pasalnya, ada banyak penjahit rumahan yang merasakan langsung dampak dari pekerjaan mereka selama dua tahun.
“Ada yang bisa biayai anak sekolah, bahkan bisa membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.
Sebagai koordinatot penjahit lokal, ia tak menyoal jika proses penunjukan penyedia jasa dimenangkan oleh perusahaan luar. Toh penjahit lokal pun tetap yang mengerjakan.
“Mungkin ke depan itu waktunya saja bisa dimajukan. Jadi tidak mepet seperti sekarang,” katanya. (*)