Penghapusan Jurusan di SMA, Ketua Komisi I DPRD Bontang: Pemerintah Jangan Semena-mena

NEWS BORNEO – Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk menghapus jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan bahasa di jenjang sekolah menengah atas (SMA) mendapat tanggapan dingin dari Ketua Komisi I DPRD Bontang, Muslimin.

Muslimin menyatakan bahwa pemerintah pusat seharusnya tidak membuat kebijakan tanpa mempertimbangkan kondisi dan kesiapan sekolah-sekolah, terutama yang berada di daerah pelosok.

Ia menekankan pentingnya kajian yang matang sebelum kebijakan tersebut diterapkan secara luas.

“Pusat tidak seharusnya semena-mena keluarkan regulasi. Kajian itu kan bisa tidak dilaksanakan kalau fakta, barangkali di daerah itu tidak memungkinkan,” ujar Muslimin saat ditemui beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sebelum menerapkan kebijakan besar seperti ini, pemerintah seharusnya memastikan bahwa semua sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil, benar-benar siap untuk mengikuti dan menerapkannya.

Ia khawatir bahwa penerapan kebijakan ini tanpa kesiapan yang memadai hanya akan menambah beban bagi sekolah-sekolah di daerah.

“Kalau langsung dibuatkan suatu aturan, daerah bisa apa,” tegasnya.

Diketahui, penghapusan jurusan di SMA ini diklaim oleh pemerintah pusat sebagai langkah strategis dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Dengan kebijakan ini, diharapkan siswa dapat lebih fokus mempersiapkan diri sesuai dengan minat, bakat, dan rencana karier mereka, tanpa terbatasi oleh pembagian jurusan yang konvensional.

Kemendikbud Ristek telah memutuskan untuk menghapus jurusan di SMA mulai tahun ajaran baru 2024/2025 sebagai bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang telah ditetapkan sebagai kurikulum nasional.

Kurikulum Merdeka sendiri adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, yang bertujuan agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi mereka. (ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }