Pemkot Bontang Dorong Kemajuan Tenaga Kerja Konstruksi Melalui Pelatihan Bersertifikasi
Redaksi
25 Juni 2024 | 12:24 12:24
.
2 menit membaca
BONTANG – Hari ini, Selasa 25 Juni 2024, Pendopo Rumah Jabaan Wali Kota Bontang dipenuhi dengan semangat dan antusiasme saat Wali Kota Basri Rase membuka acara Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dengan Dinas PUPR-PERA Provinsi Kalimantan Timur, yang memberikan dukungan finansial untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja konstruksi di kota ini.
Kepala Bidang Bina Konstruksi, Dedy Nugraha, mengungkapkan bahwa pelatihan kali ini bekerja sama dengan Lembaga Pusat Pelatihan Pembinaan Sertifikasi Mandiri (LP3SM) untuk memberikan pelatihan intensif dan uji kompetensi kepada 50 peserta.
Peserta terdiri dari 20 Pengawas Bangunan Gedung dan 30 Pengawas Drainase, yang semuanya akan mengikuti pelatihan selama tiga hari di Universitas Trunajaya Bontang.
“Sertifikasi adalah kunci untuk menjamin mutu dalam industri konstruksi. Dengan memiliki sertifikat kompetensi terampil, tenaga kerja kami akan lebih siap menghadapi tantangan proyek konstruksi yang semakin kompleks,” kata Dedy Nugraha.
Wali Kota Basri Rase dalam sambutannya menyatakan pentingnya sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi. “Komitmen kita adalah memastikan setiap pekerja konstruksi memiliki sertifikasi yang sesuai. Hal ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme mereka, tetapi juga memberikan jaminan kualitas layanan konstruksi yang kita berikan kepada masyarakat,” ucapnya.
Sertifikasi ini juga diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja lokal untuk bersaing dalam skala nasional maupun internasional. Dengan meningkatkan standar kompetensi, Pemkot Bontang berharap dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor konstruksi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Acara ini tidak hanya menjadi momen pembelajaran, tetapi juga momentum untuk membangun jaringan kerja yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri konstruksi lokal. Dengan demikian, harapan masa depan untuk tenaga kerja konstruksi yang berkualitas dan terlatih semakin mendekati kenyataan. (*)
