Kaltim Masih Bergantung Pasokan Sapi dari Luar

Redaksi
19 Mei 2025 07:13
2 menit membaca

SAMARINDA – Kebutuhan akan daging sapi di Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata masih bergantung besar pada pasokan dari luar daerah. Setiap tahun, Kaltim membutuhkan sekitar 75.000 hingga 80.000 ekor sapi potong. Namun, produksi lokal baru mampu memenuhi sekitar 30 persen dari angka tersebut.

“Artinya, kita masih perlu mendatangkan sekitar 70 persen sapi dari luar Kaltim,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur, Fahmi Himawan.

Salah satu upaya memenuhi kebutuhan tersebut terlihat dari kedatangan 497 ekor sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Pelabuhan Samarinda. Ratusan sapi ini diangkut menggunakan kapal ternak KM Camara Nusantara 2, yang berlayar dari Pelabuhan Tenau dan Pelabuhan Wini di NTT.

“Awalnya jumlah yang diberangkatkan sebanyak 499 ekor, namun dua ekor di antaranya mati dalam perjalanan,” jelas Suhendi Saputra, Staf Teknis Paramedik Karantina Hewan dari Balai Besar Karantina Ikan, Hewan, dan Tumbuhan Kaltim.

Menurut Suhendi, pengiriman sapi potong dari NTT dan daerah lainnya ke Kaltim dilakukan secara rutin. Frekuensinya tergantung kebutuhan pasar dan permintaan pengusaha lokal.

“Biasanya setiap bulan ada kapal pengangkut ternak masuk ke Kaltim,” katanya.

Kedatangan ratusan sapi ini, menurut Fahmi, sangat membantu dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga daging sapi, terlebih menjelang hari-hari besar keagamaan dan libur panjang yang biasanya dibarengi lonjakan permintaan.

Namun, Fahmi mengakui bahwa ketergantungan pada pasokan dari luar daerah bukanlah solusi jangka panjang. Untuk itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim kini tengah menggencarkan program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) sebagai strategi memperkuat produksi sapi lokal.

PDKT merupakan pengembangan dari program Desa Korporasi Sapi (DKS) yang pertama kali dirintis di Babulu, Penajam Paser Utara, pada 2019 silam. Melalui program ini, peternak lokal diberdayakan secara terintegrasi, mulai dari penyediaan rumput hijauan, pembangunan kandang komunal, hingga bantuan hewan ternak dan pelatihan teknis.

“Tahun ini kami targetkan membentuk 32 PDKT di seluruh Kalimantan Timur,” jelas Fahmi.

Untuk tahap awal, program ini telah dioptimalkan di tujuh kabupaten/kota, yaitu: Samarinda, Balikpapan, Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser

Tahapan berikutnya, PDKT akan diperluas ke wilayah Penajam Paser Utara (PPU), Bontang, dan Mahakam Ulu. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }