Jerman Perkuat Kerja Sama Lingkungan di Kaltim, Bahas Ekosistem Gambut hingga IKN

Redaksi
2 Jul 2025 20:08
Kaltim 0
2 menit membaca

SAMARINDA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menerima kunjungan kehormatan dari Konsul Kerja Sama Pembangunan Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Mr. Oliver Hoppe, Senin (30/6/2025).

Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Sekda Kaltim, Kantor Gubernur Kaltim. Kunjungan ini merupakan bagian dari kerja sama proyek GIZ-ProMangrovePeat, yang fokus pada perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dan mangrove di Kaltim dan Kalimantan Utara.

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menyambut baik kedatangan perwakilan pemerintah Jerman tersebut.

Menurutnya, Kaltim dan Jerman telah lama menjalin kolaborasi di sektor lingkungan, khususnya lewat GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit).

“Kerja sama ini terus berlanjut bahkan setelah pergantian pemerintahan. Salah satu misi Gubernur saat ini adalah membangun desa, karena ekosistem konservasi banyak berada di wilayah pedesaan,” ujar Sekda Kaltim.

Sri mengungkapkan bahwa pada 3 Juli mendatang, perwakilan GIZ dan Kementerian Lingkungan Hidup akan diajak meninjau langsung habitat Pesut Mahakam di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara.

“Kegiatan ini penting untuk melihat secara langsung hasil konservasi yang didukung melalui kerja sama ini,” tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, Mr. Oliver Hoppe juga menanyakan dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terhadap Provinsi Kaltim.

“Kami sampaikan bahwa IKN berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim,” kata Sri.

Namun, Pemprov Kaltim tetap menjaga komitmen untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan.

“Kami sudah memiliki Peraturan Gubernur (Pergub) yang melarang eksploitasi di kawasan konservasi karbon tinggi. Nilai ekologis itu harus tetap dijaga,” tegasnya.

Sri menyebut, kebijakan ini mungkin belum dimiliki oleh provinsi lain di Indonesia.

Kerja sama antara Jerman dan Kaltim diyakini akan terus diperkuat, terutama di sektor pembangunan berkelanjutan, konservasi lingkungan, serta pengembangan kawasan desa berbasis ekosistem.

“Kami berharap kolaborasi ini memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat lokal,” tutup Sri Wahyuni. [RIL]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }