Banjir Rob Ancam Pesisir Balikpapan, Pasang Tertinggi 27 Juni Capai 2,9 Meter

Redaksi
22 Jun 2025 21:26
2 menit membaca

BALIKPAPAN — Warga pesisir Balikpapan dan sekitarnya diminta bersiap. Gelombang pasang laut diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir Juni 2025. Ketinggiannya bisa mencapai 2,9 meter, cukup untuk memicu banjir rob, merendam tambak, dan mengganggu aktivitas pelabuhan.

Peringatan ini dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, melalui Koordinator Bidang Data dan Informasi, Diyan Novrida, Sabtu (21/6/2025).

“Pasang laut tertinggi di Balikpapan diperkirakan terjadi pada 27 Juni pukul 07.00 WITA dengan ketinggian 2,9 meter. Warga perlu waspada terhadap dampaknya,” ujar Diyan.

Tak hanya rumah penduduk di pinggir pantai, tambak udang, ikan, dan kepiting milik warga juga terancam terendam. Kawasan pesisir memang masih banyak digunakan untuk budidaya perikanan, yang sangat bergantung pada kestabilan pasang surut laut.

Selain itu, aktivitas bongkar muat di pelabuhan juga berpotensi terganggu. Jalan-jalan pesisir bisa tergenang, dan arus laut bisa menyeret barang atau membahayakan anak-anak yang bermain di pantai.

BMKG menyebut sedikitnya ada empat wilayah yang terpengaruh langsung pasang surut di kawasan ini: Balikpapan; Samboja (Kutai Kartanegara); Penajam Paser Utara; Kabupaten Paser.

Diyan juga menyebut bahwa pada 26 Juni pukul 24.00 WITA, akan terjadi surut terendah di wilayah Balikpapan, dengan ketinggian hanya 0,3 meter. Kondisi ini bisa memicu arus laut yang ekstrem, terutama menjelang pasang puncak keesokan harinya.

Wilayah lain di Kaltim juga tak luput dari peringatan. BMKG mencatat: Di sekitar muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi), pasang setinggi 2,8 meter diprediksi terjadi pada 26–28 Juni pukul 07.00–08.00 WITA.

Lalu di muara Sungai Berau (Kabupaten Berau), pasang tertinggi diprediksi 27 Juni pukul 09.00 WITA. Sementara surut terendah di wilayah Berau akan terjadi antara 25–27 Juni di sore hari, dengan tinggi hanya 0,4 meter.

BMKG meminta masyarakat, terutama yang tinggal dan beraktivitas di kawasan pesisir, untuk tidak lengah. Potensi bahaya bisa datang tiba-tiba, terutama saat kondisi laut berubah drastis dalam waktu singkat.

“Kami imbau warga untuk memperhatikan informasi terbaru dari BMKG. Jangan lengah, terutama bagi nelayan, petambak, dan orang tua yang punya anak kecil di sekitar pantai,” kata Diyan.

[DIAS/RIL]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }