Disnaker Bontang: Hubungan Kerja Jangan Cuma Soal Gaji, Tapi Juga Keadilan

Redaksi
30 Jun 2025 10:25
2 menit membaca

BONTANG – Isu hubungan kerja yang sehat dan adil jadi sorotan dalam talkshow bertema ketenagakerjaan yang digelar di Gedung Town Centre Bontang, Sabtu (28/6/2025). Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari pemerintah, dunia usaha, BPJS, hingga serikat buruh.

Talkshow ini membahas pentingnya kemitraan yang adil antara pekerja dan pelaku usaha, terutama dalam menghadapi tantangan zaman kerja yang terus berubah.

Acara dihadiri Kepala Dinas Ketenagakerjaan Bontang Abdu Safa Muha, Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Lilik Yunisa, CEO Borneos.co Kahar Muzakkir, dan Ketua DPW Garda Bontang Muhammad Ayub. Moderator talkshow adalah Angga Fakih, praktisi industri dari Badak LNG.

Kepala Disnaker Abdu Safa Muha menegaskan, hubungan industrial yang ideal harus berpijak pada nilai-nilai Pancasila. Ia menyebut tiga prinsip utama: harmonisasi, dinamika yang sehat, dan keadilan.

“Hubungan kerja bukan sekadar antara atasan dan bawahan. Kita ingin hubungan yang tumbuh, adil, dan saling menguatkan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan serikat buruh demi menciptakan iklim kerja yang kondusif dan produktif.

Lilik Yunisa dari BPJS Ketenagakerjaan menyebut perlindungan sosial sebagai pilar utama dalam membangun ketenagakerjaan berkeadilan. Ia menyoroti pentingnya perlindungan untuk semua pekerja, termasuk di sektor informal.

“Kami terus perluas jangkauan. Semua pekerja berhak atas perlindungan, apapun bentuk pekerjaannya,” katanya.

CEO Borneos.co Kahar Muzakkir menambahkan, di era startup dan digital saat ini, hubungan kerja tak bisa lagi satu arah. Ia menilai kemitraan yang sehat justru mendorong inovasi dan produktivitas.

“Ketika pekerja merasa dihargai, mereka akan tumbuh bersama perusahaan. Kami terapkan sistem kerja partisipatif dan transparan,” ucapnya.

Ketua DPW Garda Bontang, Muhammad Ayub, menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan di tengah perubahan dunia kerja. Ia menyoroti maraknya fleksibilitas kerja yang sering tak diimbangi perlindungan.

“Kami tidak alergi perubahan. Tapi perubahan harus adil dan tetap melindungi buruh. Serikat pekerja tetap penting untuk menyeimbangkan hak dan kewajiban,” tegasnya.

Talkshow ditutup dengan ajakan untuk menindaklanjuti diskusi melalui kerja sama konkret dan edukasi berkelanjutan. Moderator Angga Fakih berharap forum ini menjadi titik awal terciptanya dialog rutin antar pihak.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Pemkot Bontang untuk membangun iklim ketenagakerjaan yang sehat, berkelanjutan, dan berpijak pada semangat konstitusi serta nilai luhur Pancasila.

[RIL]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }