Ulama dan Umara Satu Suara: Halal Bihalal MUI Bontang Jadi Pemersatu untuk Kota yang Berbenah

Redaksi
13 Mei 2025 16:14
3 menit membaca

Bontang – Dalam suasana penuh kehangatan dan persaudaraan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bontang menggelar acara Halal Bihalal pada Senin malam (12/5/2025), bertempat di ruang pertemuan lantai II Gedung MUI, Jl. HM Ardans, Satimpo, Bontang Selatan.

Bertajuk “Meneguhkan Sinergi Ulama dan Umara untuk Memperkuat Ukhuwah dalam Mewujudkan Masyarakat Bontang Berbenah,” acara ini menjadi ruang temu yang menyatukan para tokoh agama dan pemerintahan dalam semangat kolaborasi dan silaturahmi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, Aji Erlinawati, hadir mewakili Wali Kota dan menyampaikan pandangannya di hadapan para ulama, tokoh masyarakat, serta unsur Forkopimda yang hadir malam itu. Dalam sambutannya, Aji menegaskan bahwa peran ulama tidak bisa dipisahkan dari arah pembangunan daerah.

“Tanpa suluh penerang dari ilmu agama dan kearifan para ulama, arah kebijakan pembangunan bisa kehilangan nilai moral dan etika,” ujar Sekda Aji, menekankan pentingnya peran spiritual dalam roda pemerintahan.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi ulama dan umara sebagai fondasi utama dalam membangun Bontang yang berbenah — tidak hanya dari sisi fisik dan infrastruktur, tetapi juga dari segi akhlak, sumber daya manusia, nilai keagamaan, dan harmoni sosial.

“Berbenah bukan hanya tentang mempercantik kota, tapi juga memperbaiki diri sebagai masyarakat. Ulama dan umara harus seiring sejalan agar langkah kita diberkahi,” tegasnya.

Ketua MUI Bontang, KH. Misbahul Munir, membuka acara dengan mengajak para hadirin untuk merefleksikan kembali nilai-nilai halal bihalal. Dalam pandangannya, momen ini adalah waktu yang paling tepat untuk memperbaiki dua hubungan mendasar dalam kehidupan.

“Pertama, hubungan kita dengan Allah, dengan tidak meninggalkan perintah-Nya. Kedua, hubungan dengan sesama manusia melalui silaturahmi. Dua hal ini tidak boleh terputus jika kita tak ingin menjadi orang yang merugi,” tutur Kyai Munir.

Ia pun menekankan bahwa halal bihalal bukan hanya tradisi seremonial tahunan, tetapi momentum spiritual yang kuat. Dosa antar manusia, katanya, bisa dileburkan melalui saling maaf dan mempererat ukhuwah.

Acara yang berlangsung sederhana namun khidmat ini juga dihadiri oleh berbagai elemen penting di Kota Bontang. Hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua BNN Kota Bontang Lulyana Ramdani, perwakilan Kecamatan Bontang Selatan, Lurah Satimpo Maryono, serta seluruh ketua MUI tingkat kecamatan dan pimpinan ormas Islam se-Kota Bontang.

Kehadiran beragam tokoh ini menandai komitmen bersama bahwa pembangunan Kota Bontang yang berbenah harus dijalankan dengan semangat kolaboratif — bukan hanya antara lembaga pemerintah, tetapi juga dengan para pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat.

Halal bihalal ala MUI Kota Bontang menjadi bukti bahwa ukhuwah — persaudaraan antar umat dan pemerintah — masih menjadi nilai yang hidup di tengah masyarakat. Dalam suasana kebersamaan itu, harapan besar dititipkan: agar Bontang tidak hanya berbenah secara tampilan luar, tetapi juga menjadi kota yang kuat secara nilai, bersih dari konflik, dan kokoh dalam keimanan. [RED]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }