Pasca-kunjungan Presiden RI Joko Widodo, minat masyarakat semakin tinggi untuk melihat secara langsung lokasi yang akan dibangun Istana Presiden itu.
Kebanyakan dari mereka adalah kelompok masyarakat dan rombongan perusahaan. Tingginya kunjungan ini dikarenakan kehadiran Presiden yang berkemah sekaligus melakukan prosesi penyatuan tanah dan air di Titik Nol Geodesi IKN Nusantara beberapa waktu lalu bersama 34 Gubernur se-Indonesia.
“Iya, banyak yang berkunjung dan merasa penasaran karena, kan, lihatnya selama ini di TV saja. Jadi, enggak bisa dibendung, enggak bisa kami larang. Bayangkan kalau itu kami tutup atau larang, waduh rasanya agak kurang baik juga. Toh sejauh ini juga masih terkendali kok pengunjungnya,” kata Adi.
Adi menegaskan, dibukanya akses menuju Titik Nol IKN Nusantara bagi masyarakat bukan untuk dijadikan obyek wisata.
Melainkan sebatas untuk memperkenalkan wilayah yang nantinya menjadi IKN. Hal ini juga berdasarkan kebijakan yang telah disepakati oleh kecamatan, PUPR dan dua desa terkait.
“Bukan dibuka tempat umum karena itu bukan tempat umum dan sekali lagi itu bukan tempat wisata. Itu hanya kebijakan dari kecamatan, PUPR, dan dua desa terkait. Karena antusiasnya masyarakat pasca-kunjungan Bapak Presiden RI berkemah dan bahkan melakukan prosesi penyatuan tanah dan air,” ujar dia.
Hingga akhir pekan kemarin, pengunjung di Titik Nol terus meningkat. Adi menyebut, angka pengunjung di akhir pekan tembus hingga 1.500 pengunjung.
“Kalau weekend itu sekitar 800 sampai 1.500 pengunjung, kecuali hari-hari biasa di bawah itu,” sebut dia.
Ditanya apakah untuk memasuki wilayah IKN dipungut biaya alias tiket masuk, Adi menegaskan bahwa tidak ada pungutan biaya apapun terhadap masyarakat.
Pihaknya hanya meminta para pengunjung meninggalkan identitas serta nomor telepon untuk berjaga-jaga.
“Itu enggak bisa langsung masuk, pas di pos kami tanya tujuannya apa dan dari mana. Nanti identitasnya ditinggalkan dan nomor teleponnya juga. Supaya kalau ada barang yang ketinggalan kan ada nomor yang bisa dihubungi. Banyak tas ketinggalan, handphone ketinggalan, nah kalau mereka rombongan kan enak bisa kami minta nomor handphone-nya,” ujar dia.
(km/id)