JAKARTA — Ramai pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti soal larangan murid bermain gim Roblox memicu respons banyak pihak. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.
Politisi asal Kalimantan Timur (Kaltim) itu tak sependapat jika gim Roblox diblokir pemerintah. “Saya pribadi tidak setuju kalau Roblox diblokir. Ini kan platform. Banyak manfaat juga yang bisa diambil,” kata Hetifah, Rabu (6/8/2025), usai menghadiri acara “Kado HUT RI dari Presiden untuk Guru” di Gedung A Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta.
Menurut Hetifah, Roblox bisa menjadi sarana positif untuk anak-anak, asal digunakan dengan bijak.
Hetifah bahkan mengaku akrab dengan Roblox karena cucunya juga memainkan gim tersebut. Justru lewat Roblox, ia merasa punya cara baru untuk menjalin komunikasi dan membangun kreativitas bersama anak.
“Cucu saya main Roblox juga. Kami justru bisa berinteraksi dengan lebih kreatif dan lebih dekat melalui gim itu,” ucapnya.
Ia menilai, Roblox—seperti platform lainnya—memiliki dua sisi: bisa berdampak negatif, tapi juga bisa membawa hal positif.
Karena itu, solusi yang tepat menurutnya bukan dengan pemblokiran, melainkan dengan membangun literasi digital untuk anak dan orang tua.
“Kalau Roblox dihapus, nanti ada lagi platform lain. Jadi yang penting itu anak-anak dan orang tuanya paham. Cerdas memilih dan membatasi,” jelasnya.
Hetifah juga meyakini Mendikdasmen Abdul Mu’ti tidak benar-benar bermaksud meminta Roblox diblokir.
Yang diperlukan, kata Hetifah, adalah pendekatan bijak: mengedukasi, bukan melarang secara membabi buta.
“Jangan sampai tiap ada yang viral langsung dilarang. Harusnya pemerintah bantu masyarakat lebih literat terhadap teknologi,” katanya.
Tips untuk Orangtua dari Hetifah
Untuk meminimalkan dampak negatif dari gim daring, Hetifah memberikan beberapa tips kepada para orang tua:
“Kalau taman-taman kita diperbaiki, anak pasti senang bermain di luar. Jangan semua waktu mereka dihabiskan depan layar,” katanya.
Hetifah menutup pernyataannya dengan imbauan agar orang tua tidak mudah menyalahkan teknologi.
“Teknologi itu netral. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Jadikan Roblox sebagai media belajar, bukan sekadar hiburan,” tandasnya.
Polemik Roblox ini bermula saat Mendikdasmen Mu’ti mengunjungi SDN Cideng 02 Jakarta, Senin lalu. Di sana, ia mendengar murid mengaku sering bermain Roblox.
Mu’ti langsung menanggapi dengan larangan. Menurutnya, anak-anak belum mampu membedakan dunia nyata dan dunia digital. Karena itu, gim seperti Roblox bisa mendorong anak meniru kekerasan yang mereka lihat di layar.
Tidak ada komentar