BONTANG – Warga Bontang digemparkan ulah tak senonoh seorang pria. Ia memamerkan alat vitalnya di ruang publik. Aksinya terekam kamera CCTV.
Video itu kemudian diunggah ke media sosial, Viral. Mengundang reaksi keras warga dan para profesional.
Koordinator Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Cabang Bontang, Mochammad Ilhamsyah Metharani, M.Psi, angkat bicara.
Ia menilai perilaku ini masuk kategori penyimpangan seksual. Dalam dunia psikologi, disebut gangguan eksibisionis.
“Berdasarkan buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5), eksibisionisme adalah ketika seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain tanpa persetujuan,” jelas Ilhamsyah, Jumat (8/8/2025).
Ilhamsyah mengungkapkan, gangguan ini umumnya dialami pria. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pada perempuan.
Penyebabnya beragam. Mulai dari pemahaman keliru soal seksualitas sejak remaja, pengalaman traumatis, kepribadian narsistik, hingga penyalahgunaan narkoba atau alkohol.
“Diagnosis hanya bisa ditegakkan setelah pemeriksaan langsung oleh tenaga profesional. Penyebabnya kompleks,” katanya.
Gangguan eksibisionis bisa diatasi. Kuncinya, kesadaran pelaku bahwa tindakannya adalah penyimpangan dan butuh penanganan.
Metodenya antara lain Cognitive Behavioral Therapy (CBT), pelatihan empati, dan strategi mengendalikan dorongan seksual.
Dalam kasus tertentu, obat penurun gairah seksual juga diberikan. Durasi penyembuhan berbeda-beda. Tergantung kondisi mental pelaku dan komitmen menjalani terapi.
“Kalau dibiarkan, pelaku bisa membahayakan diri sendiri jika masyarakat bereaksi emosional. Selain itu, tentu mengganggu kenyamanan publik,” tegasnya.
Menurut Ilhamsyah, tindakan ini termasuk pelecehan seksual. Korban bisa mengalami trauma, takut keluar rumah, bahkan gangguan psikologis yang mengganggu aktivitas harian.
Karena itu, ia mengingatkan pentingnya langkah hukum. “Pelaku bisa diproses secara pidana,” ujarnya.
Tips Menghadapi Eksibisionis
Ilhamsyah juga memberi saran bagi masyarakat:
“Masyarakat harus berani melapor. Agar korban terlindungi dan pelaku bisa ditindak,” ajaknya. [FAHRUL RAZI]
Tidak ada komentar