Menengok Kutai Kartanegara Tempo Doloe

Redaksi
28 Jun 2022 22:05
4 menit membaca

TENGGARONG, newsborneo.id – Menengok Kutai Kartanegara Tempo Doloe Ribuan tahun lalu hiduplah Maharaja Kundungga. Ia raja yang mulia. Putranya termasyur, sang Aswawarman namanya. Ia seperti sang Ansuman, Dewa Matahari, menumbuhkan keluarga yang sangat mulia.

Sang Aswawarman mempunyai tiga putra, seperti tiga api yang suci. Yang terkemuka ialah sang Mulawarman. Ia raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri emas yang amat banyak. Sebagai peringatan selamatan itu, tugu batu didirikan oleh para Brahmana.

Kisah itu menarasikan kehidupan di pedalaman Kalimantan Timur ribuan tahun yang lalu. Cerita dalam salah satu prasasti yupa yang ditemukan di Muara Kaman, situs Banua Lawas itu, membuktikan bahwa kerajaan bercorak India telah berdiri di Kalimantan Timur pada abad ke-5.

Menurut arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar dalam Kaladesa, Awal Sejarah Nusantara, belum ada informasi soal nama kerajaan di Kalimantan Timur itu. Dalam kajian lebih lanjut kerajaan di Kalimantan Timur kemudian dinamakan Kutai Kuno karena memang peninggalannya ditemukan di wilayah Kutai. Namun, banyak sumber yang menyebut Kutai Martadipura.

Dalam Asia Tenggara Masa Hindu Buddha, George Coedѐs menyebut tujuh prasasti dibuat ketika Mulawarman berkuasa. Dalam prasasti itu, dia disebut cucu Kundungga. “Namanya barangkali nama Tamil atau Austronesia, tetapi pasti bukan Sanskerta,” tulis Coedѐs.

Agus berpendapat Kundungga memang bukan pendatang dari India, melainkan dari wilayah lain di Nusantara yang kemudian datang ke wilayah Kutai Kuno. “Nama diri yang agak mirip dengan Kundungga adalah Kadungga sebagai nama diri seorang Bugis,” tulis Agus.

Menurut Agus mungkin kakek Mulawarman memang orang Nusantara asli yang belum sepenuhnya menerima agama India. Barulah pada masa penggantinya, budaya India diterima dengan baik. Misalnya, nama anak dan cucu Kundungga, yaitu Aswawarman dan Mulawarman, sama-sama berakhiran –warman, nama yang sering dipakai raja-raja di India.

Di luar keterangan itu, semua prasasti yang ada lebih sering membicarakan ritual agama Raja Mulawarman. Sehingga sulit untuk mengungkapkan kehidupan masyarakat yang tinggal di kerajaan kuno itu. Tujuh prasasti yupa yang ditemukan tak ada yang benar-benar membicarakan masyarakatnya. Namun bukan mustahil membayangkan bagaimana masyarakatnya waktu itu.

Prasasti menyebut Aswawarman sebagai pendiri dinasti. Dia memulai kerajaan dengan pola pemerintahan di India. Selain memakai nama –warman, prasasti-prasasti Mulawarman juga mempergunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Ini menunjukkan masyarakatnya sudah hidup dalam suasana peradaban India.

Pasalnya, Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari melainkan bahasa resmi keagamaan. Dengan demikian, telah ada golongan masyarakat yang menguasai bahasa ini yaitu kaum Brahmana.

Suwardono, pengajar pendidikan sejarah di IKIP Budi Utomo Malang, dalam Sejarah Indonesia Masa Hindu-Buddha menjelaskan, kaum Brahmana merupakan golongan tersendiri di dalam masyarakat Kutai Kuno.

Golongan ini diberitakan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Dalam prasasti lain, dia mengadakan kenduri emas yang sangat banyak. Hampir semua prasasti menjelaskan golongan Brahmana yang mendirikan yupa sebagai peringatan kebaikan budi sang raja.

Golongan berikutnya adalah kaum Kesatria. Mereka terdiri dari kerabat Mulawarman. Golongan ini mungkin masih terbatas pada keluarga raja. Kemudian ada golongan Waisya yang diduga merupakan golongan pedagang.

Penyembah Dewa Matahari

Berdasarkan dua prasasti Mulawarman dapat diketahui bahwa di Kutai Kuno ada tempat suci bernama Waprakeswara. Banyak teori soal arti nama itu. Menurut Suwardono, Waprakeswaraberasal dari kata vapra atau pagar, yang maksudnya tempat berpagar. Mungkin semacam punden desa.

Prasasti Yupa 2 yang menyebut Kerajaan Kutai Kuno.

Sementara Poerbatjaraka, filolog dan ahli Jawa Kuno, mengartikan Waprakeswara sebagai nama lain dari Agastya, yaitu resi utama, murid Siwa. Berdasarkan pengertian itu, Suwardono berpendapat, kemungkinan Mulawarman sudah menganut agama Siwa.

Namun, menurut Agus, kala itu pemujaan terhadap Trimurti belum muncul. Masyarakat Kutai Kuno secara khusus memuliakan Dewa Surya dengan segala aspeknya.Prasasti menyebut Aswawarman, ayah Mulawarman, sebagai Sang Ansuman atau Dewa Matahari.

“Mengapa dianggap sebagai Dewa Matahari dan bukan dewa lainnya?”

Pada masa itu, Agus menjelaskan, kedudukan Dewa Matahari memang sangat penting. Tak heran jika Aswawarman dalam prasasti juga diidentifikasikan sebagai pendiri dinasti.

Dalam mitologi, Surya dianggap menurunkan Manu atau manusia pertama. Adapun manusia pada umumnya yang dimaksud adalah masyarakat di Kerajaan Kutai. Dengan begitu, Surya merupakan permulaan seluruh alam semesta. Tak heran bila putranya yang terutama dinamakan Mulawarman (mula).

“Mulawarman mengaitkan dirinya dengan Dewa Surya, salah satu dewa terpenting dari religi Weda kuno,” tulis Agus.

Makin jelas lagi ketika ayah Mulawarman juga mengambil unsur nama Aswa atau kuda. Binatang itu merupakan hewan kendaraan bagi Dewa Matahari.

“Mungkin pada masa selanjutnya baru berkembang ritus pemujaan Hindu-Siwa yang mengutamakan konsep Trimurti dengan dewa utama Siwa Mahadewa,” tulis Agus.

Perkembangan Hindu Siwa sangat mungkin terjadi setelah periode Mulawarman. Pasalnya, agama itu baru dianut di Jawa pada pertengahan abad ke-8 M. (hs)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }
news-0512-mu

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

8801

8802

8803

8804

8805

8806

8807

8808

8809

8810

8811

8812

8813

8814

8815

8881

8882

8883

8884

8885

8886

8887

8888

8889

8890

8891

8892

8893

8894

8895

8941

8942

8943

8944

8945

8946

8947

8948

8949

8950

8951

8952

8953

8954

8955

9001

9002

9003

9004

9005

9006

9007

9008

9009

9010

9011

9012

9013

9014

9015

8821

8822

8823

8824

8825

8826

8827

8828

8829

8830

8831

8832

8833

8834

8835

8901

8902

8903

8904

8905

8906

8907

8908

8909

8910

8911

8912

8913

8914

8915

8956

8957

8958

8959

8960

8961

8962

8963

8964

8965

8966

8967

8968

8969

8970

9016

9017

9018

9019

9020

9021

9022

9023

9024

9025

9026

9027

9028

9029

9030

8021

8022

8023

8024

8025

8026

8027

8028

8029

8030

8841

8842

8843

8844

8845

8916

8917

8918

8919

8920

8921

8922

8923

8924

8925

8926

8927

8928

8929

8930

8971

8972

8973

8974

8975

8976

8977

8978

8979

8980

8981

8982

8983

8984

8985

9031

9032

9033

9034

9035

9036

9037

9038

9039

9040

9041

9042

9043

9044

9045

8036

8037

8038

8039

8040

8846

8847

8848

8849

8850

8931

8932

8933

8934

8935

8936

8937

8938

8939

8940

8986

8987

8988

8989

8990

8991

8992

8993

8994

8995

8851

8852

8853

8854

8855

8856

8857

8858

8859

8860

8861

8862

8863

8864

8865

8866

8867

8868

8869

8870

8871

8872

8873

8874

8875

8876

8877

8878

8879

8880

8996

8997

8998

8999

9000

9046

9047

9048

9049

9050

9051

9052

9053

9054

9055

10001

10002

10003

10004

10005

10006

10007

10008

10009

10010

10011

10012

10013

10014

10015

10016

10017

10018

10019

10020

10021

10022

10023

10024

10025

10026

10027

10028

10029

10030

news-0512-mu