Balikpapan, NEWSBORNEO.ID– Masyarakat pesisir Kalimantan Timur (Kaltim) diminta meningkatkan kewaspadaan. Musababnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Balikpapan mengeluarkan peringatan dini terkait potensi pasang laut setinggi 2,8 meter yang diperkirakan akan terjadi selama dua hari berturut-turut, yakni 15 dan 16 April 2025.
Menurut BMKG, pasang laut ini bukan hanya berdampak pada aktivitas pelayaran dan nelayan, tapi juga berisiko menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir. Anak-anak yang sering bermain di sekitar pantai juga dinilai rawan terdampak. Sehingga peran orang tua sangat penting dalam menjaga keselamatan mereka.
“Pasang laut di Balikpapan diprediksi mencapai puncaknya pada pukul 07.00 dan 08.00 Wita di kedua hari tersebut,” ujar Diyan Novrida, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG dikutip, Jumat (11/4/2025).
Empat wilayah utama yang diperkirakan terdampak langsung adalah Balikpapan, Samboja, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser. Kawasan ini tidak hanya padat penduduk, tapi juga memiliki aktivitas tambak dan pelabuhan yang cukup aktif.
BMKG juga menyoroti kerentanan tambak warga yang tersebar di kawasan pesisir. Pasang laut dapat memicu masuknya air asin ke tambak, yang bisa berdampak buruk terhadap hasil budi daya udang, ikan, dan kepiting.
Tak hanya itu, aktivitas bongkar muat di pelabuhan serta kegiatan ekonomi warga di kawasan pesisir juga terancam terganggu akibat naiknya permukaan air laut. Apalagi, jika pasang laut terjadi bersamaan dengan hujan lebat. Risiko banjir pun semakin besar karena air hujan akan tertahan dan tidak bisa mengalir langsung ke laut.
Tak hanya di wilayah Balikpapan, potensi pasang laut juga diprediksi terjadi di kawasan muara sungai, seperti Pulau Nubi di Sungai Mahakam dan Muara Sungai Berau. Ketinggian air bisa mencapai 2,7 hingga 2,8 meter, terutama pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga 10.00 Wita.
BMKG mencatat, pasang tertinggi di Sungai Mahakam akan berlangsung 15 hingga 17 April, sementara surut terendah terjadi pada dini hari, sekitar pukul 01.00 Wita. Di Berau, pasang tinggi akan berlangsung selama tiga hari dan surut terendah pada 10 dan 14 April.
BMKG mengimbau warga yang tinggal di dekat pantai atau tepi sungai untuk tidak lengah dan segera mengantisipasi potensi dampak pasang laut ini. Pemantauan kondisi cuaca dan air secara berkala serta kerja sama antarwarga menjadi kunci untuk meminimalkan risiko.
“Ini bukan hanya soal cuaca ekstrem, tapi soal kesiapan kita menghadapi kemungkinan terburuk,” tutup Diyan. (*)