Wali Kota Neni Umumkan Insentif Rp2 Juta untuk Ribuan Penggiat Agama di Bontang

Redaksi
28 Jun 2025 21:30
2 menit membaca

BONTANG – Udara masih dingin. Kabut pagi belum sepenuhnya sirna. Tapi Masjid Raya Baiturrahman PKT Bontang sudah ramai. Jumat (27/6/2025) itu, ribuan guru ngaji dari berbagai penjuru kota datang dengan niat yang sama: menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah.

Mereka hadir untuk Subuh Berjemaah. Dilanjutkan dengan Khotmil Quran. Sebuah kegiatan yang sarat makna. Penuh keheningan dan kekhusyukan. Diselenggarakan oleh BKPRMI Kota Bontang, kegiatan ini menjadi refleksi spiritual awal tahun. Menyatukan hati, menenangkan jiwa.

Hadir langsung di lokasi, Wali Kota Bontang, dr Neni Moerniaeni. Ia datang bersama Sekda Aji Erlynawati, para kepala OPD, tokoh masyarakat, takmir masjid, hingga para ustadz dan ustadzah. Semua larut dalam kekhusyukan ibadah.

Dalam sambutannya, Bunda Neni – sapaan akrab Wali Kota – mengajak masyarakat menjadikan 1 Muharram sebagai momentum hijrah. Bukan sekadar pergantian kalender, tapi perubahan ke arah yang lebih baik.

“Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan esok harus lebih baik dari hari ini,” katanya.

Ia menekankan pentingnya mensyukuri nikmat Allah. Bahkan oksigen yang kita hirup setiap detik, jika dihitung secara material, nilainya bisa lebih dari Rp5 juta per hari.

“Dan itu semua diberikan Allah secara gratis,” ucapnya lirih, penuh makna.

Di hadapan ribuan guru ngaji, Bunda Neni juga menyampaikan komitmen besar. Pemerintah Kota Bontang telah menganggarkan insentif Rp2 juta per bulan untuk lebih dari 2.000 penggiat agama.

“Satu rupiah dari APBD harus kembali ke masyarakat. Dana ini untuk mereka yang setiap hari mengingatkan kita kepada kebaikan,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi peran besar para guru ngaji, ustadz, ustadzah, serta BKPRMI dalam membina generasi muda. Mereka bukan hanya mendidik akal, tapi juga menyentuh hati.

“Kita boleh lelah, tapi jangan pernah menyerah. Karena menyerah bukan solusi. Teruslah berbuat baik untuk negeri ini,” serunya penuh semangat.

Acara dilanjutkan dengan Khotmil Quran. Para peserta membaca satu juz per orang. Bersama-sama, mereka menyelesaikan 30 juz dalam satu waktu. Sebuah simbol kekuatan umat. Persatuan dalam doa. Kebersamaan dalam kebaikan.

Pagi itu, Masjid Raya bukan sekadar tempat ibadah. Ia menjadi saksi awal tahun yang penuh harap. Penuh doa. Dan penuh keyakinan.

Satu langkah kecil yang diharapkan membawa Kota Bontang menuju predikat “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur” – negeri yang baik, penuh rahmat dari Allah SWT.

[DIAS]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }