BONTANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menghadapi tantangan besar akibat berkurangnya tenaga pendidik. Sejak 2023, jumlah guru yang memasuki masa pensiun terus meningkat, sementara rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau P3K tidak mampu mengimbangi kebutuhan yang ada.
Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono, mengungkapkan bahwa selama dua tahun terakhir, jumlah guru yang pensiun mencapai angka yang cukup tinggi. Pada 2023, sebanyak 58 guru memasuki masa pensiun, disusul 32 guru pada 2024. Diperkirakan, hingga akhir 2025 nanti, sebanyak 47 guru dan kepala sekolah akan turut pensiun.
“Jadi masih banyak sekali guru yang kita perlukan saat ini. Sementara pendidikan semakin diperlukan,” ujar Bambang saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2025).
Kekurangan tenaga pendidik ini berdampak pada proses belajar-mengajar di sekolah. Banyak guru terpaksa merangkap tugas, termasuk wali kelas yang juga mengajar mata pelajaran lain seperti Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) atau pendidikan agama.
“Iya, sekarang banyak pengajar yang merangkap. Ini akibat kekurangan guru karena pensiun dan faktor lainnya,” tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Bambang menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan konsultasi dengan pemerintah pusat guna mencari solusi terbaik agar kebutuhan tenaga pendidik dapat terpenuhi.
Sementara itu, seleksi PPPK tahun ini tidak menarik banyak pendaftar, yang diduga disebabkan oleh persyaratan ketat, salah satunya larangan bagi guru dari sekolah swasta untuk mendaftar. Padahal, menurut Bambang, sebagian besar tenaga pengajar yang memiliki kompetensi sesuai formasi berasal dari sekolah swasta.
“Padahal kompetensi yang diperlukan di formasi, paling banyak berasal dari swasta,” pungkasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Berita ini telah terbit di Krisis Guru di Bontang: Banyak yang Pensiun, Pendaftar PPPK Minim
Tidak ada komentar