Beras Premium di Kaltim Diuji, 7 Merek Gagal Penuhi Standar

Redaksi
4 Agu 2025 19:52
2 menit membaca

SAMARINDA – Temuan beras premium oplosan yang beredar di Kalimantan Timur (Kaltim) memicu keresahan masyarakat. Isu ini menyebar cepat dan menimbulkan kepanikan, khususnya di Samarinda dan Balikpapan.

Pemprov Kaltim pun tak tinggal diam. Melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DPPKUKM), mereka membentuk satuan tugas khusus. Tujuannya: mengawasi peredaran beras dan memastikan kualitas produk yang sampai ke tangan konsumen.

“Kami sudah lakukan pengujian terhadap 17 merek beras premium dari Samarinda dan Balikpapan. Ini bagian dari komitmen pemerintah menjaga mutu pangan masyarakat,” kata Kepala DPPKUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, dalam konferensi pers, Senin (4/8/2025).

Dari 17 sampel yang diuji, baru 7 merek yang hasilnya diumumkan hari ini. Sisanya akan disampaikan dalam beberapa hari ke depan.

Meski sebagian besar hasil uji menunjukkan kualitas yang aman, tujuh merek beras premium ternyata tidak memenuhi standar kualitas sesuai parameter nasional.

Berikut daftarnya:

  • Bondy

    • Butir Kepala: 82,05%

    • Butir Patah: 15,48%

    • Menir: 2,47%

  • Ikan Sembilang

    • Butir Kepala: 84,56%

    • Butir Patah: 15,11%

  • Putri Koki

    • Menir: 2,07%

    • Butir Kuning/Rusak: 1,23%

  • Sedap Wangi

    • Butir Kepala: 81,58%

    • Butir Patah: 15,47%

    • Menir: 2,27%

    • Butir Kuning/Rusak: 0,97%

    • Butir Kapur: 1,73%

  • Berlian Batu Mulia

    • Butir Kepala: 63,46%

    • Butir Patah: 28,05%

    • Menir: 8,49%

  • Raja Lele

    • Menir: 3,73%

  • Rahma 35

    • Butir Kepala: 76,82%

    • Butir Patah: 19,88%

    • Menir: 2,67%

    • Butir Kuning/Rusak: 3,51%

    • Butir Kapur: 0,56%

Standar Mutu Beras Premium Nasional:

  • Butir Kepala: minimal 85%
  • Butir Patah: maksimal 14,50%
  • Menir: maksimal 0,50%
  • Butir Kuning/Rusak: maksimal 0,50%
  • Butir Kapur: maksimal 0,50%

“Beberapa produk memang tak lolos. Tapi belum tentu semuanya oplosan. Bisa jadi masalahnya di proses penggilingan atau pengemasan,” jelas Heni.

Dari total 21 merek yang dikumpulkan, sebanyak 17 merek telah diuji di UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Kaltim. Hasil pengujian terhadap 10 merek lainnya akan diumumkan pada Rabu atau Kamis mendatang.

“Kami akan terus melakukan pemantauan berkala. Hasil selanjutnya akan kami sampaikan segera,” ucap Heni.

DPPKUKM Kaltim juga menghimbau masyarakat untuk lebih teliti sebelum membeli beras. Pastikan memilih produk dari merek terpercaya dan sesuai label.

Langkah ini, kata Heni, adalah bagian dari upaya melindungi konsumen. Pemerintah ingin memastikan masyarakat mendapat produk pangan yang aman dan layak konsumsi.

“Kami tegaskan, Pemprov Kaltim sangat serius mengawal kualitas beras. Ini bukan hanya soal harga, tapi soal kepercayaan dan kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (TIA)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }