Aksi protes ini sudah berlangsung beberapa hari. Warga menyatakan mereka sudah lelah bersabar.
PANGKEP – Dunia pendidikan di Pulau Sarappo, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, tengah diwarnai gejolak. SMA Negeri 16 Pangkep disegel warga.
Penyegelan itu bukan tanpa sebab. Warga geram karena kepala sekolah jarang terlihat hadir di lokasi. Tak hanya itu, seorang guru honorer yang belakangan dinyatakan lulus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga ikut disorot. Guru tersebut disebut-sebut jarang mengajar selama ini.
Aksi warga menyegel sekolah terekam dalam video berdurasi 7 menit 12 detik yang kini beredar luas di media sosial. Dalam video itu terlihat jelas, pagar sekolah ditutup dan akses masuk diblokir.
Aksi protes ini sudah berlangsung beberapa hari. Warga menyatakan mereka sudah lelah bersabar.
Rahmat, tokoh pemuda Pulau Sarappo, mengungkapkan bahwa penyegelan sekolah adalah bentuk kekecewaan masyarakat.
“Kepala sekolah jarang hadir. Tapi malah ada guru yang tidak aktif mengajar justru lulus PPPK. Ini kan aneh,” ujarnya saat ditemui awak media.
Menurut Rahmat, aksi penyegelan bukan tindakan spontan. Ini hasil kesepakatan bersama warga.
Mereka mendesak Dinas Pendidikan segera turun tangan. Selain mengevaluasi kepala sekolah, masyarakat juga meminta kelulusan PPPK guru yang dipermasalahkan ditinjau ulang.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Pangkep, Jumain, membenarkan laporan masyarakat. Ia bahkan mengungkapkan bahwa kepala sekolah sudah diberi dua kali surat peringatan.
“Sudah dua SP kami layangkan. Tapi tidak ditanggapi,” ungkap Jumain.
Ia menambahkan, laporan dan keluhan sudah diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
“Karena wewenang pengambilan keputusan ada di provinsi. Kami hanya bisa menindaklanjuti dan meneruskan laporan dari lapangan,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, upaya konfirmasi Pranala.co kepada Kepala SMAN 16 Pulau Sarappo belum membuahkan hasil. Panggilan dan pesan belum mendapat balasan.
Warga berharap, pemerintah segera mengambil langkah tegas. Mereka ingin pendidikan anak-anak di Pulau Sarappo tidak terusik oleh masalah kepemimpinan yang berlarut-larut.
“Kami hanya ingin anak-anak bisa belajar dengan tenang. Tapi tolong, pimpinannya harus yang benar-benar hadir dan peduli,” tegas Rahmat.
Tidak ada komentar