SAMARINDA – Tiga danau besar yang menjadi penyangga utama Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, Kaltim kini dalam kondisi kritis. Pendangkalan parah di Danau Jempang, Danau Melintang, dan Danau Semayang menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengungkapkan bahwa kedalaman ketiga danau tersebut menurun drastis akibat sedimentasi. “Danau Jempang, misalnya, kini hanya sedalam dua meter. Padahal sebelumnya bisa mencapai 3,5 hingga 5 meter,” ujarnya di Samarinda, Kamis (12/6).
Penurunan kapasitas tampung air itu disebut sebagai salah satu penyebab meningkatnya frekuensi banjir di Kaltim, terutama dalam dua dekade terakhir.
Kondisi ini menjadi fokus utama dalam upaya pengendalian banjir Pemprov Kaltim. Pemerintah menargetkan pengurangan luasan genangan banjir hingga 2.971 hektare dengan anggaran sebesar Rp379 miliar hingga tahun 2030.
“Ini bukan hanya masalah danau. Pengelolaan DAS secara menyeluruh mutlak dibutuhkan,” kata Seno Aji.
Selain pendangkalan danau, Wagub Seno menyebut ada beberapa faktor lain yang memperparah banjir.
Mulai dari perubahan tutupan lahan akibat pembukaan hutan dan pembangunan; drainase perkotaan tersumbat karena endapan lumpur dan sampah; kawasan permukiman kumuh di sekitar aliran sungai; hingga kebiasaan membuang sampah ke sungai
“Perubahan tata guna lahan secara masif mempercepat aliran air ke sungai dan memperpendek waktu resapan,” tegasnya.
Dalam diskusi kelompok terpumpun (FGD) yang digelar bersama Unit Layanan Strategis Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan Unmul, Seno menegaskan pentingnya master plan pengelolaan sungai dan koordinasi lintas sektor.
Ia juga mengusulkan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengatur daerah tangkapan air dan alur pengaliran air hujan.
“Kita butuh peta wilayah yang jelas. Mana yang jadi kewenangan pusat, mana provinsi, mana kabupaten/kota. Supaya intervensinya tepat,” katanya.
Seno menekankan bahwa pengelolaan banjir harus mencakup seluruh sistem sungai besar di Kaltim, bukan hanya Sub-DAS Karang Mumus.
Empat wilayah sungai yang jadi perhatian utama adalah: Sungai Berau Kelai; Sungai Karangan; Sungai Mahakam; dan Sungai Kendilo.
“Kalau kita bisa membedah dan mengelola empat sistem sungai itu dengan baik, insyaAllah banjir di Kaltim bisa terkendali,” pungkasnya. [PRA]
Tidak ada komentar