Suplai Listrik Kaltim Belum Maksimal

Ilustrasi pekerja PLN, Antara

BALIKPAPAN – Hingga kini suplai listrik di Kaltim belum sepenuhnya pulih. Diperkirakan perlu waktu 8 jam agar kondisi kembali normal. Sejumlah kawasan yang tergabung dalam interkoneksi Sistem Mahakam mulai dari Tanah Grogot, Paser, Bontang, Samarinda, Tenggarong hingga Sangatta, Kutai Timur mengalami pemadaman listrik pada Kamis siang (27/5).

“Dari investigasi awal disinyalir ada gangguan lepas saluran udara tegangan tinggi (sutet) antara Gardu Induk Tengkawang ke Embalut. Akibatnya seluruh pembangkit interkoneksi antara Kalsel dan Kaltim shutdown,” ujar General Manager PLN UIW Kaltimtara, Saleh Siswanto dalam agenda meeting Zoom Kamis sore.

Lebih lanjut Saleh menerangkan, sistem pembangkit listrik di Kaltim ini beragam. Mulai dari tenaga diesel, gas dan uap. Dari ketiganya yang bisa merespons cepat untuk menormalkan kondisi hanya dua pembangkit, yakni pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Namun kedua pengungkit setrum ini tak bisa mencakup semua daerah di Benua Etam lantaran hanya mampu menghasilkan 250 Megawatt (MW). Jika dikalkulasikan, mulai dari Tanah Grogot hingga ke Sangatta beban listrik yang dibutuhkan bisa mencapai 525 MW.

“Namun yang perlu diketahui jika PLTU mengalami shutdown perlu waktu 6 sampai 8 jam untuk kembali normal,” sebutnya.

Dia menerangkan, memang di sejumlah daerah listrik perlahan-lahan kembali nyala sejak pukul 16.00 Wita. Baik itu Balikpapan, Bontang atau Samarinda. Meski demikian tak semua kawasan mendapat aliran setrum. Jika belum normal, maka kondisi blackout ini bisa sampai pukul 21.00 Wita.

“Saat ini beberapa PLTU di beberapa daerah sedang berusaha untuk masuk sistem. Mulai dari PLTU Teluk Balikapapan, PLTU Tanjung Batu, PLTU CFK Embalut dan PLTU Bontang. Jika semua pembangkit ini masuk sistem, maka blackout bisa diatasi,” tegasnya.

Dia pun meminta maaf kepada seluruh warga Kaltim atas kejadian ini. Dan berharap pemadaman tak sampai tengah malam nanti.

“Kita berdoa saja sistem kembali normal,” pungkasnya. (*)

 

Penulis: Junaidi S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }