BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan pembangunan 34 Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di seluruh kelurahan dan lingkungan rumah ibadah. Namun, realisasi program ini belum bisa berjalan mulus.
Kendala utamanya adalah keterbatasan anggaran.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Heria Prisni, menyebut pihaknya masih terus memperjuangkan agar target pembangunan taman ini bisa terealisasi.
“Tahun ini kami masih berupaya agar RBRA bisa direalisasikan,” kata Heria, Selasa (5/8/2025).
Untuk membangun satu taman anak sesuai standar, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
“Satu taman membutuhkan biaya Rp300 juta sampai Rp500 juta. Itu untuk fasilitas dasar,” jelas Heria.
Jika fasilitasnya lebih lengkap, biayanya bisa melebihi setengah miliar rupiah. Karena itu, pihaknya sangat mengandalkan dukungan dari APBD, termasuk dari APBD Perubahan yang saat ini sedang dalam pembahasan.
Sejauh ini, hanya ada tiga taman bermain anak yang dikelola langsung oleh pemerintah: Taman Wiluyo Puspoyudo; Taman di kawasan Islamic Center; Taman Bekapai. Sisanya merupakan taman hasil program CSR dari pihak swasta.
Heria menjelaskan, DP3AKB telah mengusulkan Detail Engineering Design (DED) untuk beberapa lokasi baru. Salah satu konsep yang akan dikembangkan adalah Taman Tiga Generasi.
“DED sudah kami siapkan. Sekarang sedang dalam tahap kajian. Dana tambahan sudah kami usulkan,” katanya.
Pemkot tidak mensyaratkan taman berada di sekitar kantor kelurahan. Asalkan lahannya berada di wilayah tersebut dan memiliki status kepemilikan yang jelas.
“Yang penting tanahnya milik pemerintah atau sudah dihibahkan ke pemerintah,” tegas Heria.
Selain menyasar kelurahan, taman ramah anak juga dirancang hadir di lingkungan rumah ibadah. Tahun lalu, satu RBRA sudah berdiri di kompleks Islamic Center Balikpapan.
Tahun ini, DP3AKB berencana memperluas ke gereja, pura, hingga vihara.
“Kami akan pendekatan dulu. Harapannya semua rumah ibadah punya keterwakilan,” ucapnya.
Program ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Heria menekankan pentingnya taman ramah anak sebagai bagian dari komitmen mewujudkan kota inklusif, aman, dan layak anak.
“Target kami dalam lima tahun ke depan, 34 taman ini bisa terwujud,” pungkasnya. (SR)
Tidak ada komentar