Mengurus Izin di Bontang Masih Terganjal Kuota dan Jaringan

Redaksi
23 Jun 2025 17:12
2 menit membaca

BONTANG – Aplikasinya sudah tersedia di Play Store. Fitur-fiturnya dibuat sesederhana mungkin. Bahkan bisa dibilang, cukup unggah berkas dari rumah—izin pun selesai.

Tapi apa artinya semua itu… kalau sinyal tak kunjung stabil?

Itu yang sedang dihadapi DPMPTSP Bontang. Di atas kertas, sistem perizinan digital yang mereka luncurkan sudah bisa dikatakan siap. Tapi di lapangan, banyak cerita tak semulus itu.

“Secara sistem, kami tidak punya kendala berarti. Tapi yang namanya jaringan internet, apalagi soal kuota masyarakat. itu tantangan terbesar,” kata Kepala DPMPTSP Bontang, M Aspiannur.

Ia tak menyalahkan siapa pun. Tak juga membela diri. Tapi ia tahu betul, sinyal lemah bisa mengubah pengalaman digital menjadi bencana frustrasi. Terutama bagi warga di pinggiran kota, yang bahkan untuk membuka WhatsApp pun kadang harus naik ke atap.

Maka DPMPTSP Bontang pun beradaptasi. Mereka tahu tidak semua warga familiar dengan aplikasi, atau bahkan dengan smartphone itu sendiri.

Solusinya? Sosialisasi.

“Bukan hanya lewat medsos. Kami juga ikut jadi narasumber di berbagai kegiatan, bahkan di acara OPD teknis dan perusahaan,” tutur Kepala DPMPTSP Bontang, M Aspiannur.

Mereka aktif di Instagram, Facebook, TikTok—tempat yang kini bukan cuma ladang hiburan, tapi juga ladang edukasi. Dan kalau ada pemohon yang bilang, “fiturnya ribet”, itu langsung jadi bahan rapat. Sistem harus terus diperbaiki. Harus user-friendly, kata Kepala DPMPTSP Bontang, M Aspiannur.

Karena bagi mereka, digitalisasi bukan cuma soal kecepatan. Ini soal keadilan. Soal inklusi. Soal memastikan bahwa semua orang bisa mengakses pelayanan publik, bukan hanya mereka yang paham teknologi.

Itulah kenapa DPMPTSP Bontang tidak pernah lelah membuka ruang dialog. Mendengarkan keluhan warga. Memperbaiki sistem. Menjawab tantangan. Bahkan jika tantangannya bernama sinyal lemah dan kuota menipis.

[ADS/JUN]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }