Keluarga Temukan Luka Lebam, Kematian Napi di Lapas Bontang Dicurigai Janggal

SANGATTA – Kematian seorang warga binaan Lapas Bontang bernama Daus menimbulkan tanda tanya besar di kalangan keluarganya. Pasalnya, pihak keluarga menemukan banyak luka lebam dan memar di tubuh almarhum yang diduga akibat kekerasan fisik.

Kuasa hukum keluarga, Bahtiar, mengungkapkan kejanggalan sudah terlihat sejak awal. Pihak Lapas Bontang tidak segera memberikan informasi kepada keluarga saat Daus dibawa ke RSUD Bontang hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

“Keluarga baru mendapat kabar beberapa jam setelah almarhum meninggal dunia. Ini sangat janggal, mengapa informasi tersebut tidak langsung disampaikan?” kata Bahtiar, Rabu (12/3/2025).

Bahtiar menjelaskan, ketika keluarga tiba di RSUD Bontang, jasad Daus sudah siap diangkut menggunakan mobil jenazah untuk dibawa pulang. Namun, pihak keluarga memutuskan untuk memeriksa langsung kondisi tubuh almarhum.

“Saat membuka kain penutup, kami menemukan banyak luka lebam dan memar di tubuhnya. Melihat kondisi ini, kami yakin ada kekerasan fisik yang dialami almarhum di dalam Lapas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bahtiar menyebutkan bahwa dokter yang menangani Daus juga menyampaikan adanya luka memar yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

Terkait proses pemeriksaan medis, Bahtiar meluruskan bahwa keluarga hanya menolak autopsi karena memakan waktu lama, namun tetap menyetujui visum untuk mengungkap penyebab kematian.

“Kami menolak autopsi karena prosesnya lama, tetapi visum tetap dilakukan dengan pendampingan pihak kepolisian,” jelasnya.

Keluarga Temukan Luka Lebam, Kematian Napi di Lapas Bontang Dicurigai Janggal1
Luka lebam yang ditemukan keluarga Almarhum di tubuh anaknya.

Ayah almarhum, Juliansyah, turut mengungkapkan keraguannya terhadap keterangan resmi dari pihak Lapas Bontang. Ia membenarkan bahwa anaknya memiliki riwayat penyakit asma, namun ia meyakini asma tersebut tidak cukup parah hingga menyebabkan kematian.

“Anak saya memang punya asma, tapi tidak akut. Yang membuat kami curiga adalah banyaknya luka memar di tubuhnya,” tegas Juliansyah.

Juliansyah mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas penyebab kematian anaknya secara transparan. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Kami ingin kebenaran diungkap secara jelas. Jangan sampai ada napi lain yang mengalami kejadian serupa di Lapas Bontang,” pungkasnya. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }