TARAKAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) resmi menjalin kerja sama strategis. Fokusnya membangun konektivitas perdagangan antarwilayah sekaligus memperkuat ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Kesepakatan itu ditandatangani di Swiss-Belhotel Tarakan, Kamis (7/8/2025). Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan kawasan perbatasan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi kedua daerah.
“Kaltim siap bersinergi dengan Kaltara dalam konektivitas distribusi dan ekspor produk unggulan,” ujar Gubernur Harum.
Salah satu fasilitas pendukung utama adalah Export Center Balikpapan. Center ini baru saja diresmikan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso di Galeri UMKM Balikpapan pekan lalu.
Export Center menjadi jembatan bagi pelaku UMKM untuk mengakses pasar ekspor ke 33 negara dan 46 cabang tujuan luar negeri. Melalui bantuan Kementerian Perdagangan dan perwakilan dagang Indonesia, para pelaku UMKM dapat bertemu calon pembeli secara digital.
Gubernur Kaltim juga mengapresiasi pengembangan Kawasan Industri Hijau di Tanjung Palas Timur, Bulungan, Kaltara. Kawasan ini berpotensi menjadi mitra strategis pengembangan ekonomi hijau berbasis sumber daya berkelanjutan.
“Pengembangan ekonomi perbatasan berbasis komoditas unggulan lokal menjadi fokus utama kami bersama,” lanjut Gubernur Kaltim .
Kaltim dan Kaltara memiliki kekayaan alam luar biasa, mulai dari kehutanan, pertanian, hingga perikanan. Sinergi ini membuka peluang integrasi produksi, kawasan industri, dan akses pasar ekspor langsung.
“Program pemberdayaan UMKM perbatasan, peningkatan kapasitas SDM lokal, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas pasar dan distribusi, akan kami jalankan bersama,” jelas Gubernur Kaltim.
Salah satu produk unggulan Kaltara adalah Beras Krayan. Beras premium ini dikenal dikonsumsi para raja dan presiden di Asia Tenggara.
Selain itu, Kaltara juga kaya potensi perkebunan kelapa sawit dan penanaman pohon Polonia (Paulownia). Pohon ini kalorinya setara 4.200 kalori batu bara, mampu menyerap banyak karbondioksida, dan memperbaiki kualitas tanah.
Produk-produk ini akan dikolaborasikan dengan Kaltim agar ekspor bisa dilakukan langsung dari Balikpapan sebagai pusat penghubung (hub).
“Keratom juga jadi komoditas yang diminati. Harganya luar biasa, Rp98 juta per kilogram dalam bentuk serbuk,” ungkap Gubernur Kaltim.
Potensi ekonomi biru Kaltara pun tak kalah besar, seperti kepiting, kerang, dan udang. Kaltim juga memiliki potensi serupa. Kolaborasi ini diyakini makin memperkuat ekonomi kedua daerah.
Gubernur Kaltim berharap kerja sama ini berlanjut ke sektor lingkungan hidup, pertanian, pendidikan, dan kebudayaan.
“Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat solidaritas regional Kalimantan. Bukan hanya sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara, tapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia bagian timur,” tutup Gubernur Kaltim. [PK/DIAS]
Tidak ada komentar