DPRD Bontang Desak Pemkot Bontang Sajikan Data Akurat Soal Stunting

NEWS BORNEO – Masalah stunting di Kota Bontang masih menjadi isu sosial yang belum teratasi sepenuhnya.

Berdasarkan data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting di kota ini telah mencapai 27,4 persen, menjadikannya yang tertinggi di Kalimantan Timur.

Angka ini mengalami peningkatan signifikan dari sebelumnya yang berada di kisaran 21 persen.

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Tri Ismawati, menyatakan keprihatinannya atas kondisi ini.

“Angka ini sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam mengatasi stunting di Bontang,” ujarnya.

Tri Ismawati mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk mempercepat dan memperkuat pelaksanaan program-program pengentasan stunting.

Ia menekankan bahwa dengan sisa waktu tahun 2024 yang semakin sedikit, perlu ada target yang jelas untuk menurunkan angka prevalensi stunting secara drastis, bahkan idealnya mencapai angka nol.

“Harus ada target yang jelas dan konkret. Kalau bisa, kita harus mengupayakan agar masalah stunting ini bisa mencapai angka nol,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tri juga menyoroti pentingnya Pemkot Bontang dalam menyajikan data yang akurat dan komprehensif terkait masalah stunting.

Menurutnya, pendataan yang menyeluruh sangat penting, terutama di daerah pesisir dan bagi masyarakat menengah ke bawah yang mungkin belum mendapatkan bantuan program pengentasan stunting yang memadai.

“Pendataan yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk memahami situasi di lapangan, terutama di daerah pesisir dan di kalangan masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya.

Tri juga meminta peran aktif kader posyandu dalam penanganan stunting.

Ia menekankan bahwa kader posyandu harus turun langsung ke masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan bagi balita dan ibu hamil secara lebih intensif.

Bahkan, jika perlu, mereka harus melakukan kunjungan dari pintu ke pintu untuk memastikan pelayanan kesehatan ini lebih maksimal.

“Jika perlu, kader posyandu harus turun dari pintu ke pintu untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan ini benar-benar maksimal dan tepat sasaran,” tandasnya.

Masalah stunting di Bontang memang memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah, agar angka prevalensi stunting dapat ditekan dan generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. (ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }