BONTANG – Pemerintah Kota Bontang menggeber upaya meningkatkan cakupan imunisasi pada Agustus ini. Namun, di lapangan, pelaksanaannya tak selalu mulus. Salah satu tantangan datang dari sekolah berbasis agama, seperti pondok pesantren.
Wali Kota Bontang Neni Moernaeni mengakui, kekhawatiran soal kehalalan vaksin menjadi alasan sebagian orang tua menolak imunisasi untuk anaknya.
“Kami terus memberikan edukasi agar tidak ada kesalahpahaman. Jangan sampai karena menolak vaksin, anak justru terkena penyakit seperti polio. Saat ini Bontang memang bebas polio, tapi risiko bisa muncul kembali jika cakupan imunisasi menurun,” tegas Neni usai membuka Program Pelayanan Kesehatan Gratis di SD 009 Bontang Utara, Rabu (12/8/2025).
Neni mengingatkan, polio bisa menyebabkan kaki mengecil sebelah. Dalam kasus berat, penyakit ini bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen.
Itulah sebabnya Pemkot Bontang gencar melakukan edukasi berulang, terutama di pesantren dan boarding school.
“Semakin sering kita memberikan penjelasan, semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahpahaman. Edukasi adalah kunci,” ujarnya.
Agustus tahun ini ditetapkan sebagai Bulan Imunisasi Sekolah (BIAS). Program ini digabung dengan layanan pemeriksaan kesehatan gratis di seluruh sekolah, termasuk pesantren.
Targetnya jelas: seluruh anak sekolah menerima imunisasi sesuai jadwal.
“Anak-anak adalah aset berharga kita. Maka harus dijaga kesehatannya. Puskesmas wajib turun langsung ke sekolah, termasuk ke pesantren,” tutup Neni. (PRA/FR)
Tidak ada komentar