“Perekonomian Kaltim mampu tumbuh sebesar 4,48 persen pada 2022 menunjukkan tren pemulihan ekonomi Kalimantan yang terus berlanjut,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana di hadapan perangkat daerah lingkup Pemprov Kaltim dan media cetak dan elektronik dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Senin (6/2/2023).
Pada triwulan IV-2022 terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,47 persen. Sementara untuk (q-to-q) triwulan IV dibandingkan triwulan III 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,86 persen.
Yusniar menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kaltim turut dipengaruhi sejumlah catatan peristiwa di sepanjang tahun 2022. Seperti perang Rusia-Ukraina (Februari-sekarang), larangan ekspor minyak goreng (April-Mei), lockdown di China (April-Desember), krisis energi India (Mei-September), dan krisis energi negara Uni Eropa (Agustus).
Dia menjelaskan, kinerja ekonomi dengan negara mitra dagang Indonesia, seperti China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, Korea Selatan dan Uni Eropa tetap tumbuh pada triwulan IV-2022, walaupun cenderung melambat.
“Neraca perdagangan Kaltim mengalami surplus sebesar US$30,63 miliar sepanjang tahun 2022 atau tumbuh sebesar 47,03 persen,” tambah dia.
Sementara dari dalam negeri, dimulainya pembangunan infrastruktur ibu kota negara (IKN) Nusantara, peningkatan aktivitas ekonomi di segala sektor, seperti kebijakan pelonggaran syarat perjalanan yang turut meningkatkan angka tingkat penghunian kamar hotel (TPK).
Selain itu, peningkatan jumlah penumpang di moda transportasi udara dan laut, penyaluran BBM Subsidi dan bantuan sosial tunai, serta realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Dari sisi produksi, lanjut dia, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur adalah pertambangan dan penggalian (1,64 persen) sedangkan dari sisi pengeluaran kontribusi terbesar adalah komponen net ekspor (2,18 persen).
Sepanjang 2022, kinerja ekonomi Kaltim dipengaruhi oleh faktor domestik (peningkatan belanja pemerintah dan pembangunan infrastruktur IKN sudah dimulai) dan faktor global (peningkatan permintaan batu bara karena perkembangan kondisi geopolitik dan perluasan pasar).
Lanjut dia, struktur perekonomian Pulau Kalimantan tahun 2022 masih didominasi oleh kaltim dengan kontribusi sebesar 52,14 persen.
Meskipun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,48 persen atau terendah di antara empat provinsi lainnya, yaitu, Kalimantan Selatan 5,11 persen, Kalimantan Utara 5,34 persen, Kalimantan Tengah 6,45 persen dan Kalimantan Barat 5,07 persen. (*)