Unik! Taman di Samarinda Ini Tak Pakai Listrik PLN, Semuanya dari Energi Surya dan Angin

Redaksi
20 Mei 2025 07:54
2 menit membaca

SAMARINDA – Kota Samarinda, Kaltim kini memiliki ruang publik baru yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga sarat makna partisipasi warga. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, secara resmi meresmikan Taman Para’an, Senin pagi, 19 Mei 2025, di kawasan Jembatan Nibung Baru dekat Pasar Segiri.

Taman Para’an menjadi pilot project ruang publik berketahanan iklim pertama di Samarinda, yang dibangun melalui pendekatan partisipatif bersama masyarakat. Menariknya, nama “Para’an” berasal dari Bahasa Kutai yang berarti “dekat”. Sebuah simbol kedekatan warga bukan hanya secara geografis, tapi juga secara emosional terhadap ruang ini.

“Masyarakat menentukan sendiri desainnya. Jadi ruang publik ini bukan turun dari atas, tapi lahir dari bawah. Inilah contoh ruang publik berbasis aspirasi warga,” kata Wali Kota Andi Harun dalam keterangan resminya dikutip, Selasa (20/5/2025).

Taman ini bukan proyek ruang terbuka biasa. Sejak awal, warga dilibatkan untuk merancang bentuk, fungsi, hingga prioritas penggunaan ruang. Mereka tak hanya menjadi pengguna, tetapi juga perancang dan calon pengelola.

Konsep ini digagas kolaborasi antara Pemerintah Kota Samarinda, CeCUR (Center for Climate Urban Resilience), serta akademisi dari Queensland University of Technology (QUT), Australia. Prosesnya dimulai dari groundbreaking yang dilakukan pada 2 Mei 2024 lalu.

Taman Para’an juga menjadi simbol inovasi energi bersih. Seluruh fasilitasnya tidak menggunakan listrik dari PLN, melainkan panel surya berkapasitas 5.000 watt dan turbine angin skala kecil yang dirancang khusus untuk kondisi urban.

Sistem ini mampu menyediakan energi untuk pencahayaan, pompa air taman, hingga fasilitas interaktif lainnya. Langkah ini sekaligus mendukung upaya Samarinda menuju kota yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.

“Taman ini bisa jadi contoh bagi daerah lain. Bukan hanya dari sisi ketahanan iklim, tapi juga partisipasi masyarakat yang luar biasa,” tambah Wali Kota.

Dengan konsep “perpanjangan teras rumah warga”, Taman Para’an dirancang sebagai tempat berkumpul, bersantai, hingga berkreasi secara inklusif. Harapannya, ruang ini akan menjadi bagian dari rutinitas harian warga, dan turut memperkuat rasa memiliki terhadap ruang kota. (*)

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slotoppo


agen bola online


Mix Parlay


Judi Bola


Mix Parlay


judi bola


pola jam hoki mahjong black scatter surabaya raih 688 juta

gates of olympus 1000 meledak 912 juta pemain medan

scatter wild emas 7 kali beruntun pemain bali 555 juta

gold bonanza ngamuk 10 putaran semarang raup 701 juta

trik putaran ganjil mahjong black scatter yogyakarta 599 juta

pola gelap olympus 1000 kakek merah palembang 834 juta

25 spin gold bonanza scatter bombardir makassar 645 juta

mahjong black scatter mode sultan menang 750 juta malang

scatter emas turun terus bandung barat dapat 489 juta

gates of olympus 1000 petir merah strategi lampung 950 juta

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }