5 Daerah di Kaltim Usulkan Sekolah Rakyat, Samarinda Paling Siap

Redaksi
26 Jun 2025 14:14
2 menit membaca

SAMARINDA — Rencana pembangunan sekolah rakyat di Kalimantan Timur (Kaltim) mulai menunjukkan titik terang. Dari lima usulan yang masuk ke pemerintah pusat, hanya Kota Samarinda yang dinyatakan siap memulai pembangunan fisik tahun ini.

Empat usulan lain — satu dari Pemerintah Provinsi Kaltim dan tiga dari kabupaten/kota (Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Berau) — masih dalam tahap penilaian. Penyebab utamanya adalah persoalan lahan.

“Yang paling menentukan adalah kesiapan lahannya. Kalau sudah siap, Juli ini bisa langsung berkontrak,” ujar Kepala Dinas Sosial Kaltim, Andi Muhammad Ishak, saat ditemui usai peringatan Hari Lingkungan Hidup di Gedung Olah Bebaya, belum lama ini.

Kementerian Sosial telah meninjau langsung kesiapan Kota Samarinda. Hasilnya positif. Lokasi dinilai sudah siap bangun. Hal ini membuka peluang besar bagi sekolah rakyat untuk mulai dibangun dan beroperasi pada 2025.

Sementara itu, di daerah lain, lahan yang diajukan masih perlu pematangan. Beberapa bahkan masih dalam tahap penilaian tim teknis pusat.

“Kami juga diminta menyiapkan lahan alternatif. Kalau bisa dipastikan siap dalam dua bulan, bisa tetap dibangun tahun ini. Tapi kalau tidak, pembangunannya akan dialihkan ke tahun depan,” jelas Andi.

Sekolah rakyat merupakan program nasional dari Kementerian Sosial. Pemerintah daerah — baik provinsi maupun kabupaten/kota — wajib berperan aktif dalam menyukseskannya. Provinsi akan bertindak sebagai penopang jika daya tampung di daerah tidak mencukupi.

Sekolah rakyat ini akan melayani jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Di Samarinda, rencananya pembangunan akan dilakukan di area SMA 16 sebagai lokasi permanen, menggantikan status rintisan.

Setelah lokasi ditetapkan dan pembangunan dimulai, pemerintah pusat akan langsung memproses rekrutmen tenaga pengajar dan pengasuh. Tenaga pendidik ini akan ditempatkan di sekolah rintisan yang ditargetkan mulai operasional tahun ini.

Program ini menjadi harapan baru bagi anak-anak rentan di Kaltim untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Ini bukan sekadar bangunan. Ini tentang harapan, tentang masa depan generasi kita,” pungkas Andi. [DIAS]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }