Tol Bontang-Samarinda Masuk RPJMD Kaltim, Siap Dibangun Mulai 2028

Redaksi
19 Mei 2025 21:50
2 menit membaca

BONTANG – Ini bukan mimpi lagi. Jalan Tol yang menghubungkan Samarinda dan Bontang bukan lagi sekadar wacana. Proyek besar itu kini resmi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Timur 2025-2029.

“Perencanaannya sudah siap semua. Dokumennya juga lengkap. Tinggal satu yang paling krusial: pendataan lahan,” ungkap Kepala Bappeda Kaltim, Yusliando, usai menghadiri Musrenbang RPJMD Bontang di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Senin (19/5/2025).

Kalimatnya terdengar ringan. Tapi maknanya tidak. Karena satu kata kunci dari semua megaproyek di negeri ini memang satu: lahan.

Jika semua berjalan sesuai skenario, pembangunan fisik Jalan Tol Samarinda-Bontang ditargetkan mulai dikerjakan paling cepat tahun 2028. Atau paling lambat 2029. Artinya, empat tahun dari sekarang, Bontang dan Samarinda akan lebih dekat dari sebelumnya. Tanpa harus berjibaku di tikungan sempit dan jalanan yang rawan longsor.

“Yang jelas, panjangnya lebih dari Tol Balikpapan-Samarinda,” tambah Yusliando mengutip Pranala.co

Jalur ini dirancang untuk memperkuat konektivitas antarbandara utama di Benua Etam. Dan tentu saja—mendukung akses ke Ibu Kota Nusantara (IKN), jantung masa depan republik ini.

Nilai proyeknya? Tidak main-main. Sekitar Rp15 triliun. Angka yang besar, tapi diyakini sepadan dengan dampak yang akan dihasilkan. Bukan hanya membuka akses, tapi juga membuka peluang ekonomi baru. Kawasan-kawasan industri akan lebih mudah dijangkau, mobilitas barang dan orang akan semakin lancar.

Saat ini, Pemprov Kaltim tengah fokus pada tahap awal: mendata bidang-bidang tanah yang akan dilewati. Ini pekerjaan yang tak pernah mudah. Tapi harus dilakukan, sebelum deru alat berat mulai menggaruk bumi pada 2028 nanti.

Bontang, kota industri yang selama ini seperti “buntut” dari jalur utama tol di Kaltim, akhirnya mendapat giliran. Jika proyek ini terealisasi, jarak ke Samarinda yang biasanya ditempuh dua hingga tiga jam, bisa ditekan jadi kurang dari satu jam.

Dan jika semua rencana tak berubah haluan, lima tahun dari sekarang kita bisa menyaksikan: beton-beton raksasa menjulang di antara hutan dan bukit—menghubungkan dua kota penting di utara Kalimantan Timur. (BAMS)

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }