Pembelian Solar dan Minyak Goreng Curah Pakai Aplikasi Belum Bisa Disosialisasikan di Kaltim

Ilustrasi.

SAMARINDA, newsborneo.id – Pemprov Kaltim belum bisa mensosialisasikan pembelian solar dan pertalite menggunakan layanan digital MyPertamina dan pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) melalui aplikasi PeduliLindungi.

Musababnya hingga saat ini informasi tersebut belum didapatkan secara resmi maupun tertulis. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kaltim Muhammad Sa’duddin. “Termasuk sosialisasinya pun kami juga belum tahu,” ujar Sa’duddin, mengutip Bisnis, Selasa (28/6/2022).

Namun, dia menambahkan akan siap menjalankan aturan sebagaimana yang telah ditetapkan. Apabila nanti ada arahan dari pusat/ kementerian, pihaknya mengaku siap untuk melaksanakannya.

Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman Purwadi menyatakan kebijakan tersebut berbelit dan sangat memberatkan rakyat miskin. Menurutnya, konsumsi masyarakat sudah terbatas meski belum ada digitalisasi subsidi.

“Kenapa terbatasi? Paling kebutuhan sehari-hari bisa dihitung. Justru yang [perusahaan ritel] gede-gede itu yang harus di digitalisasi, berapa mereka ngambil dari konsumsi subsidi yang harusnya jatuh ke masyarakat,” tegasnya.

Dia melanjutkan, pemerintah seharusnya mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam mengakses aplikasi tersebut, karena masyarakat yang tinggal di pelosok memiliki keterbatasan secara pengetahuan dan materi.

“Jangkauan sampai mana? Masa petani yang cuma isi bensin buat ke sawah atau ke pasar menggunakan itu juga. Pertamina harusnya melakukan pemetaan konsumen dia siapa, apakah kota, pinggir kota atau di desa? Harus punya potret itu,” terangnya.

Purwadi mengusulkan bahwa Pertamina sebaiknya mengalihkan digitalisasi ke SPBU dan juga meningkatkan pengawasannya.

“Ini kan poinnya ingin mengetahui bagaimana subsidi tepat sasaran. Mungkin bisa scan STNK karna ga mungkin doble, kalau plat tanpa scan bisa pulang dikosongi isi lagi, selama ini kan dicurigai begitu,” katanya.

Selain itu, dia menjelaskan selama ini banyak ditemui pembelian BBM bersubsidi menggunakan jeriken hingga modifikasi tangki bensin pada kendaraan tertentu untuk dijual kembali di SPBU mini.

Adapun, dia menuturkan bahwa pengawasan terhadap toko ritel juga harus ditingkatkan pengawasannya oleh pemerintah dalam hal menjaga penyaluran subsidi minyak goreng curah ke masyarakat.

Sebelumnya, Pemerintah bakal melakukan sosialisasi pembelian Solar dan Pertalite menggunakan layanan digital MyPertamina pada 1 Juli 2022.

Sosialisasi belum dimulai, pemerintah kini mulai melakukan sosialisasi pembelian minyak goreng curah rakyat via aplikasi PeduliLindungi, dimana untuk satu NIK hanya diberi jatah 10 kilogram per hari senilai Rp14.000 hingga Rp15.500 per kilogram. (re/das)

2 komentar tentang “Pembelian Solar dan Minyak Goreng Curah Pakai Aplikasi Belum Bisa Disosialisasikan di Kaltim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }