Komisi IV DPR RI Kunjungi Pupuk Kaltim Bontang, Soroti Jalan Tol hingga Ketahanan Pangan

Redaksi
12 Agu 2025 21:47
2 menit membaca

BONTANG – Suasana hangat terasa di Kantor Pusat PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)  Selasa, 12 Agustus 2025. Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, hadir mendampingi kunjungan kerja reses Komisi IV DPR RI.

Acara dimulai dengan tur keliling pabrik PKT. Rombongan diajak melihat langsung proses produksi pupuk di fasilitas perusahaan yang berlokasi di Jalan Ir. James Simanjutak Nomor 1, Bontang.

Dalam sambutannya, Neni menyampaikan terima kasih atas perhatian Komisi IV kepada Bontang. Ia berharap kunjungan ini membawa dukungan nyata, khususnya untuk konsolidasi pupuk bagi kebutuhan pertanian.

Tak hanya soal pupuk, Neni menyoroti kondisi jalan menuju Bontang yang rusak. Ia mendorong percepatan proyek jalan tol yang ditargetkan mulai konstruksi akhir 2026 atau 2027.

“Bontang aman dan nyaman untuk investasi. Infrastruktur yang baik akan semakin memperkuat daya tarik kota ini,” ujar Neni.

Direktur Utama PKT, Gusrizal, menyambut langsung kedatangan rombongan. Ia menjelaskan, PKT adalah bagian dari Pupuk Indonesia Group yang memproduksi urea, NPK, pupuk khusus, dan pupuk hayati.

PKT memiliki kapasitas besar untuk pabrik amonia, urea, dan NPK. Perusahaan juga mengedepankan keberlanjutan lewat pengurangan emisi, pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan rehabilitasi lingkungan.

Beberapa rencana strategis dipaparkan, termasuk pembangunan pabrik amonia-urea di Papua Barat, pabrik soda ash untuk substitusi impor, hingga proyek bioenergi B40. Gusrizal berharap dukungan DPR RI, terutama dalam pendanaan pabrik baru.

Direktur Operasi Pupuk Indonesia, Dwi Satriyo Annurogo, menambahkan bahwa Pupuk Indonesia adalah produsen terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Hingga 10 Agustus 2025, penyaluran pupuk bersubsidi nasional mencapai 4,54 juta ton atau 47,5% dari alokasi. Di Kalimantan Timur, angka distribusinya 15.795 ton atau 45%.

Dwi mengusulkan perubahan skema subsidi dari cost plus menjadi mark-to-market agar harga pupuk lebih terjangkau dan investasi industri semakin berkembang. Ia juga menekankan pentingnya revitalisasi pabrik yang sudah beroperasi lebih dari dua dekade.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Panggah Susanto, mengapresiasi sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat.

Menurutnya, industri pupuk adalah bagian dari industri kimia strategis yang menopang ketahanan pangan. Ia mendorong pengembangan berkelanjutan, peningkatan SDM, dan pembangunan pabrik baru.

“Industri ini harus kuat, karena berkaitan langsung dengan pertanian, perikanan, dan sektor strategis lain,” tegas Panggah.

Acara ini juga dihadiri pejabat Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Badan Karantina Nasional, distributor, pengecer, hingga kelompok tani.

Dalam sesi diskusi, perwakilan petani menyampaikan aspirasi dan saran, mulai dari distribusi pupuk hingga kebutuhan infrastruktur pendukung. (SET/DIAS)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }