Kebakaran Pusat Kuliner Gubah Balikpapan, 34 Rombong Hangus Terbakar

Redaksi
4 Agu 2025 16:47
2 menit membaca

BALIKPAPAN — Suasana lengang di kawasan Pusat Kuliner Gubah, Jalan Ruhui Rahayu 1, Balikpapan Selatan, berubah jadi kepanikan. Senin dini hari (4/8/2025), sekitar pukul 02.30 WITA, si jago merah melalap habis puluhan rombong milik pedagang kaki lima. Total ada 34 rombong yang hangus terbakar.

Kebakaran terjadi saat kawasan sedang sepi. Tak satu pun pedagang berada di lokasi. Api membesar dengan cepat. Tak ada waktu untuk menyelamatkan perlengkapan, apalagi barang dagangan.

Helda, pemilik usaha Kebab Khan Sawarma, hanya bisa pasrah. Dua rombong miliknya yang baru dibeli April lalu kini tinggal puing.

“Semua habis. Alat-alatnya susah dicari lagi. Saya cuma berharap ada bantuan dari pengelola atau pemerintah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kerugian yang ia alami diperkirakan mencapai Rp35 juta.

Cerita serupa datang dari Tiyas, pedagang lalapan ikan dan ayam bakar. Ia baru saja memulai usaha. Bahkan, modal pun belum balik. Semua perlengkapan masaknya ikut terbakar.

“Saya ditelepon jam 02.45. Begitu sampai, api sudah besar. Tidak ada yang bisa diselamatkan,” katanya lirih.

Kanit Reskrim Polsek Balikpapan Selatan, Iptu Iskandar, menyampaikan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran. Dugaan sementara belum mengarah ke titik pasti.

“Kami sudah memeriksa tiga saksi. Masih menunggu hasil olah TKP tim INAFIS,” ujarnya.

Isu kebocoran gas sempat mencuat, namun belum ada kesimpulan resmi. Proses penyelidikan terus berlanjut.

Ditaksir, nilai kerugian akibat kebakaran ini mencapai lebih dari Rp100 juta. Apalagi sebagian besar rombong berisi peralatan masak yang cukup mahal.

“Pendataan lengkap akan kami lakukan bersama LPM setempat,” tambah Iskandar.

Sejumlah warga sekitar menyebut, mobil pemadam datang sekira 15 menit setelah kebakaran terjadi. Saat itu, api sudah membesar dan sulit dikendalikan. Padahal, pos pemadam tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian.

Hingga berita ini diturunkan, proses pendataan pedagang terdampak masih berlangsung. Banyak dari mereka kini menggantungkan harapan pada uluran tangan pemerintah, agar bisa kembali memulai usaha dari nol. (SR)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }