Kombes Pol Syarifuddin Muhammad, tim melakukan kunjungan kerja ke Polda Kaltim Senin (21/7/2025).BALIKPAPAN – Ancaman narkoba di Kalimantan Timur (Kaltim) makin nyata. Kini tak hanya beredar di kota besar, tetapi juga menembus pelosok. Menyikapi hal itu, Tim Puslitbang Polri turun langsung ke Bumi Etam.
Dipimpin Kombes Pol Syarifuddin Muhammad, tim melakukan kunjungan kerja ke Polda Kaltim Senin (21/7/2025). Penelitian kali ini mengusung tema serius: “Menyelamatkan Generasi Emas: Peran Polri dalam Menanggulangi Kejahatan Narkoba.”
Kedatangan tim disambut hangat oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Kaltim, Kombes Pol Arif Bastari, beserta jajarannya.
Dalam pertemuan tersebut, Kombes Arif mengungkap temuan yang mencemaskan. Menurutnya, sebagian besar bahan baku narkotika yang masuk ke Indonesia berasal dari luar negeri. Titik masuk utamanya? Malaysia.
“Negara itu memang bukan produsen utama. Tapi sering jadi tempat transit sebelum narkoba menyebar ke Kalimantan, Sulawesi, hingga Jawa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa peredaran narkotika saat ini sudah lintas negara, lintas pulau, dan sangat terorganisir. Kondisi ini menuntut perhatian ekstra dan strategi khusus.
Kombes Syarifuddin menegaskan, Polri tidak bisa bekerja sendiri. Perang melawan narkoba, katanya, butuh kolaborasi semua pihak. Lintas sektor. Lintas instansi. Termasuk peran aktif masyarakat.
“Penanganan narkoba harus dilakukan secara menyeluruh, bukan sektoral. Harus ada sinergi kuat dan integritas dari seluruh elemen bangsa,” tegasnya.
Tujuan utama dari semua ini, kata Syarifuddin, bukan sekadar penindakan. Tapi lebih besar: menyelamatkan generasi masa depan.
“Ini soal masa depan bangsa. Kita ingin generasi emas tumbuh di lingkungan yang sehat, sejahtera, dan tangguh secara sosial, terutama pasca-pandemi,” ujarnya penuh semangat.
Kunjungan dan penelitian ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan Polri. Tujuannya jelas: menguatkan strategi nasional menghadapi kejahatan narkotika yang makin kompleks dan canggih.
Tidak ada komentar