Israel Gempur Iran: Operasi “Bangsa Singa” Targetkan Fasilitas Nuklir, Korban Jiwa Berjatuhan

Redaksi
13 Jun 2025 22:05
Ragam 0
3 menit membaca

KALTIM – Militer Israel secara resmi mengonfirmasi telah melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat pagi, 13 Juni 2025. Serangan ini diberi nama operasi “Bangsa Singa” dan menyasar puluhan lokasi strategis, termasuk fasilitas nuklir dan pangkalan militer.

Menurut pernyataan resmi, Israel menyebut serangan ini sebagai langkah pencegahan untuk menghentikan potensi ancaman nuklir dari Iran. Militer Israel mengklaim Iran kini memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk memproduksi beberapa bom nuklir dalam hitungan hari.

Netanyahu: Momen Menentukan Bagi Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, target utama serangan adalah infrastruktur nuklir, fasilitas produksi rudal balistik, dan kekuatan militer strategis Iran. Ia menyebut ini sebagai “momen yang menentukan dalam sejarah Israel” dan menyatakan operasi akan terus berlanjut selama diperlukan.

Media Iran melaporkan bahwa serangan terjadi dalam dua hingga tiga gelombang dan mengenai setidaknya enam lokasi penting:

  • Teheran dan wilayah militer sekitarnya
  • Natanz, pusat pengayaan uranium utama Iran
  • Tabriz, dekat fasilitas penelitian nuklir dan pangkalan militer
  • Isfahan, pusat industri strategis
  • Arak dan Kermanshah, daerah basis militer penting
  • Bandara Imam Khomeini di Teheran dilaporkan menangguhkan semua penerbangan, dan sistem pertahanan udara Iran berada dalam siaga tinggi.

Korban Jiwa dan Tokoh Penting Iran Gugur

Serangan juga menghantam kawasan permukiman, menyebabkan korban jiwa di Teheran. Di antara korban yang dikonfirmasi tewas adalah Mayor Jenderal Hossein Salami, Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran (IRGC), serta dua ilmuwan nuklir ternama, Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

Sumber tak resmi menyebut komandan senior IRGC lainnya, Gholam Ali Rashid, juga menjadi target.

AS Tak Terlibat, Tapi Siaga

Presiden AS Donald Trump menegaskan Amerika Serikat tidak terlibat dalam operasi militer Israel. Meski begitu, Washington mengambil langkah-langkah siaga, termasuk mengevakuasi staf kedutaan dari Irak dan memperketat keamanan di Timur Tengah.

Trump menyatakan akan membantu membela Israel jika Iran melakukan pembalasan. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menekankan bahwa AS tidak ingin konflik meluas, namun siap melindungi kepentingan dan personel AS di kawasan.

Iran Bersiap Membalas

Kementerian Dalam Negeri Iran menyerukan warga untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi resmi. Garda Revolusi Iran menyatakan siap memberikan respons keras terhadap “pelanggaran rezim Zionis”.

Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan ini sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Mereka menuduh AS mengetahui atau bahkan menyetujui serangan tersebut, dan menyatakan Washington harus ikut bertanggung jawab.

Ketegangan di kawasan melonjak tajam pasca serangan ini. Israel menyatakan operasi masih berlanjut dan kemungkinan akan disusul tindakan lanjutan.

Sementara itu, komunitas internasional terus memantau situasi. Serangan Israel terhadap Iran ini dipandang sebagai salah satu eskalasi militer terbesar di kawasan Timur Tengah dalam dua dekade terakhir.

Konflik terbuka antara dua kekuatan besar di kawasan ini kini menjadi perhatian dunia.

 

[RED]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }