Ketua Tim Stat Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Marinda Dama Prianto menjelaskan, nilai impor tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,65 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023.
Jika dibandingkan dengan impor April 2022 (yoy), nilainya mengalami kenaikan sebesar 13,58 persen.
Menurutnya, impor tersebut didominasi sektor migas sebesar 364 juta dolar atau naik sebesar 11,97 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023. Jika dibandingkan dengan nilai impor April 2022 mengalami kenaikan sebesar 14,65 persen.
“Sedangkan untuk nilai impor nonmigas April 2023 sebesar 107 juta dolar AS atau turun sebesar 14,39 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023,” jelas Marinda Dama dalam keterangannya dikutip Selasa (16/5/2023).
Dia menjelaskan, pada April 2023, penurunan persentase terbesar dari impor barang nonmigas adalah pada golongan barang mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 71,32 persen.
Sebaliknya kenaikan persentase tertinggi dari impor barang nonmigas terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 1.094,44 persen. Negara importir terbesar Kaltim selama Januari–April 2023 adalah China sebesar 111 juta dolar AS.
Lalu ada Amerika Serikat sebesar 57,42 juta dolar AS dan Korea Selatan sebesar 49,60 juta dolar AS.
“Impor nonmigas dari Asean sebesar US$87,29 juta (17,29 persen) dan Uni Eropa sebesar US$90,18 juta (17,86 persen),” tuturnya.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan nilai impor pada bahan baku/penolong sebesar 20,11 persen, barang konsumsi naik 8,34 persen, namun barang modal turun sebesar 0,63 persen.
Neraca perdagangan Kalimantan Timur pada April 2023 mengalami surplus sebesar 1,93 miliar dolar AS. Sektor nonmigas surplus sebesar 2,11 miliar dolar AS, sementara di sektor migas defisit 173,21 juta dolar AS. (*)