
KUTAI TIMUR — Hasil penelitian Ekspedisi Patriot 2025 memetakan potensi dan tantangan komoditas unggulan di kawasan Maloy–Kaliorang. Audiensi yang digelar Distransnaker Kutai Timur bersama Kementerian Transmigrasi, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Padjadjaran (Unpad), Senin (1/12/2025), memaparkan temuan lapangan yang digarap selama beberapa bulan terakhir.
Pertemuan di Ruang Damar Gedung Serba Guna Bukit Pelangi menyoroti berbagai aspek pertanian dan industri lokal, terutama pisang kepok grecek. Produk ini memiliki potensi pasar besar, tetapi menghadapi sejumlah kendala.
Menurut peneliti Unpad, Titis Kurniawan, masalah utama bukan hanya serangan hama seperti tupai dan layu Fusarium, melainkan manajemen budidaya yang belum optimal. “Belum ada SOP budidaya, regenerasi petani kurang, dan fasilitas seperti cool storage belum tersedia. Produktivitas jauh dari ideal,” jelas Titis.
Di hilir, potensi pemasaran pisang grecek cukup menjanjikan. Produk olahan seperti keripik, tepung, pisang asap, dan frutiboks memiliki prospek besar, tetapi rantai pasok yang belum tertata membuat pasar belum stabil.
Tim riset merekomendasikan strategi pengembangan bertahap:
1–2 tahun pertama: penguatan drainase dan pendampingan Good Agricultural Practices (GAP).
Tahun ke-3 hingga ke-4: pembangunan cool storage dan koperasi pisang.
Tahun ke-5: sertifikasi internasional dan ekspor komoditas.
Kepala Distransnaker Kutim, Roma Malau, menegaskan bahwa riset ini menjadi panduan strategis pembangunan daerah. “Ini bukan sekadar data. Ini peta jalan. Pemkab Kutim harus berkolaborasi antar-OPD agar rekomendasi dapat diwujudkan,” ujarnya.
Roma menambahkan, pembangunan SDM dan infrastruktur harus berjalan bersamaan. Jalan tani, irigasi, dan fasilitas penyimpanan harus diperkuat agar potensi ekonomi lokal bisa bergerak. “Jika infrastrukturnya kuat, ekonomi masyarakat ikut tumbuh. Dampaknya akan terasa hingga pertumbuhan makro Kutim,” tegasnya.
Dengan temuan ini, kawasan transmigrasi Maloy–Kaliorang diharapkan tidak hanya menjadi tempat pemukiman, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru. Audiensi Ekspedisi Patriot 2025 menjadi awal kolaborasi lebih erat antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian secara modern, inklusif, dan berdaya saing. (Adv)
Tidak ada komentar