

KUTAI TIMUR – Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Diskes Kutim) kini menempatkan akurasi data sebagai fondasi utama pembangunan sektor kesehatan. Data yang tersusun rapi dan valid diyakini menjadi penentu keberhasilan setiap program kesehatan yang digulirkan pemerintah daerah.
Plt Kepala Diskes Kutim, Sumarno, menegaskan bahwa kebijakan kesehatan tidak boleh lagi dibuat berdasarkan asumsi atau perkiraan. Semua program harus mengacu pada data yang faktual dan terukur.
“Data penyakit menular berasal dari seluruh fasilitas kesehatan—puskesmas maupun rumah sakit—melalui laporan rutin, surveilans, dan penelusuran kasus,” jelasnya.
Untuk memastikan tidak ada informasi yang tercecer, pencatatan kini dipusatkan melalui sistem digital. Tenaga kesehatan juga telah dibekali pelatihan agar penginputan dan penyajian data seragam di seluruh wilayah. Data yang terkumpul kemudian diolah, dianalisis, dan dijadikan landasan penentuan prioritas penanganan penyakit.
“Laporan-laporan itulah yang diproses dan dianalisis untuk menetapkan prioritas. Tanpa data, program tidak akan tepat sasaran,” tegas Sumarno.
Penguatan surveilans menjadi semakin urgen karena Kutai Timur tengah mengejar target eliminasi penyakit menular, terutama malaria dan tuberkulosis (TB). Untuk itu, jejaring pelaporan diperluas tidak hanya ke fasilitas kesehatan, tetapi juga ke pemerintah kecamatan dan desa, sekolah, hingga sektor swasta.
“Semua program kesehatan harus bertumpu pada data. Karena itu surveilans menjadi fokus utama kami ke depan,” ujarnya.
Pengembangan sistem data kesehatan ini diharapkan tidak hanya mempercepat penanganan penyakit menular, tetapi juga menciptakan kebijakan kesehatan yang lebih presisi, efektif, dan berdampak langsung bagi masyarakat. Dalam dunia kesehatan, kata Sumarno, ketelitian bukan sekadar angka di sistem—melainkan upaya menyelamatkan lebih banyak nyawa. (Adv)
Tidak ada komentar