BONTANG – Sebanyak 300 personel gabungan dikerahkan untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Bontang. Mereka berasal dari TNI, Polri, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, dan sejumlah instansi terkait.
Kesiapsiagaan ini ditandai Apel Siaga Karhutla di Lapangan Polres Bontang, Kamis (14/8/2025) pagi. Kapolres Bontang AKBP Widho Anriani memimpin langsung apel tersebut.
Menurut Kapolres, Bontang tidak memiliki banyak titik panas (hotspot). Sebagian besar wilayahnya adalah area industri.
“Tiga titik rawan berada di PT Badak, PKT, dan IUP. Lokasinya adalah areal khusus tanpa aktivitas warga,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor. Dampak karhutla, kata dia, bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga kesehatan dan perekonomian.
“Pencegahan lebih utama. Edukasi kepada masyarakat agar tidak membakar lahan, terutama saat musim tanam, harus terus dilakukan,” tegasnya.
Kepala BPBD Bontang, Usman, menambahkan, pekan lalu citra satelit sempat merekam potensi karhutla di wilayah kota. Namun, setelah dicek, titik api berada di fasilitas Pertagas milik PKT.
“Itu bukan karhutla. Api tersebut bagian dari prosedur pengendalian dan keselamatan operasional,” jelasnya.
Sepanjang 2025 hingga pertengahan Agustus, hanya satu kejadian karhutla tercatat di Bontang.
Peristiwa itu terjadi pada Maret saat cuaca panas. “Ada warga yang tidak sengaja membakar lahan, lalu api meluas,” ujar Usman.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bontang, Eko Mashudi, menambahkan, pengecekan rutin terus dilakukan di wilayah rawan seperti Bontang Lestari dan Kusnodo.
“Kami juga pantau wilayah Kutim. Jika di sana terjadi kebakaran hutan, asapnya bisa sampai ke Bontang,” katanya. (FR)
Tidak ada komentar